Minggu, 29 November 2009

Waspada Terhadap Perangkap Setan

Oleh: Abu Abdillah Al-Atsari

Alloh telah menegaskan dalam kitabnya yang mulia bahwa Iblis dan bala tentaranya adalah musuh utama bagi bani Adam. Mereka terang-terangan menyatakan permusuhan ini semenjak Nabi Adam sampai hari kiamat. Segala usaha mereka tempuh demi menyesatkan manusia dari jalan Alloh. Maka sudah semestinya bagi orang yang berakal untuk waspada terhadap Iblis dan bala tentaranya. Waspada terhadap perangkap dan tipu daya mereka. Alloh Musta’an.
PERMUSUHAN SETAN DAN BANI ADAM
Alloh k/ menciptakan setan sebagai ujian bagi manusia. Mereka senantiasa memerintahkan kejelekan, selalu mengintai dan berusaha menggelincirkan manusia dari jalan Alloh. Maka sudah semestinya kita waspada dari makar mereka, menjadikan mereka sebagai musuh bukan teman.
Alloh k/ berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS.Al-Fathir: 6).
Imam Ibnu Katsir t/ berkata: “Yaitu setan terang-terangan memusuhi kalian, maka musuhilah dan selisihi mereka, dustakan jangan tertipu dengan makar mereka!”. Lanjutnya lagi: “Firmannya sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala yaitu mereka hendak menyesatkan kalian, agar nantinya kalian menjadi golongan mereka dan masuk ke neraka bersama-sama. Inilah musuh yang sejati. Kita mohon kepada Alloh yang maha Kuasa agar menjadikan kita musuh-musuh setan, memberikan kekuatan kepada kita untuk mengikuti kitab-Nya, meneladani Rasululloh. Sesungguhnya Dialah yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu dan Maha Mengabulkan do’a”. (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim 3/510).
Ayat yang mulia ini menguatkan hakekat sesungguhnya permusuhan Adam dan keturunannya dengan Iblis dan keturunannya. Permusuhan yang mendalam sejak dahulu hingga sekarang. Sungguh Iblis dan bala tentaranya sangat bernafsu untuk menyesatkan kita semua dengan segala cara dan jalan. Betapa banyak perangkap dan tipu daya yang dilancarkan oleh Iblis, mulai dari was-was, bisikan-bisikan, godaan-godaan, kesesatan, kerancuan, hingga menampakkan kebatilan dalam bentuk kebenaran.
Permusuhan yang berawal dari hasad Iblis kepada Adam. Hingga Alloh k/ menghukumnya sebagai orang yang sombong dan tersesat. Iblis berkata:
قَالَ فَبِمَآأَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ . ثُمَّ لاَتِيَنَّهُم مِّنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ وَلاَتَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur(ta’at). (QS.Al-A’rof: 16-17).
Imam Ibnul Qoyyim t/ mengatakan: “Jalan yang ditempuh manusia ada empat arah, kadangkala dia mengambil dari arah kanan atau kirinya, atau mengambil jalan dari arah depan dan kembali dari arah belakang. Maka jalan mana saja yang diambil, pastilah dia akan menjumpai setan yang selalu mengintainya. Jika manusia mengambil jalan ketaatan, maka setan senantiasa menghalangi dan merintangi, berusaha agar memutus ketaatannya. Jika ia mengambil jalan kemaksiatan maka setan akan menggiring dan membantunya. Siap menolong dan memberikan harapan. (Ighotsatul Lahfan 1/178).
URGENSI PEMBAHASAN
Barangsiapa yang merenungi Al-Qur’an dan Sunnah niscaya dia akan mendapati bahwa keduanya sangat perhatian terhadap masalah setan dan tipu dayanya. Bahkan penyebutan memerangi setan lebih banyak dibandingkan masalah jiwa. Sesungguhnya jiwa yang jelek hanya disebutkan dalam firmannya Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan. (QS.Yusuf: 53). Demikian pula firmannya: Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali dirinya sendiri. (QS.Al-Qiyamah: 2). Adapun setan disebutkan pada beberapa tempat, dan dikhususkan penyebutannya dalam satu surat secara sempurna. Maka peringatan Alloh kepada para hambanya untuk selalu waspada terhadap setan lebih banyak dibandingkan peringatannya dalam masalah jiwa. Dan inilah memang yang harus selalu di perhatikan, karena kejelekan dan kehancuran jiwa berasal dari was-was setan. Maka was-was setan merupakan tunggangannya, tempat kejelekan dan kehancuran. (Ighotsatul Lahfan 1/159).
PINTU DAN PERANGKAP SETAN
Ketahuilah! pintu dan perangkap setan tidak hanya satu model. Beraneka ragam bentuk, saling berbeda dan berganti-ganti yang intinya bertujuan menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus. Membisikan was-was kepada manusia sesuai dengan keadaan dan kebiasaannya. Selalu mengintai dan mengawasinya.
Berikut ini sebagian perangkap dan pintu-pintu yang biasa dimasuki setan, agar kita selalu waspada dan tidak terjerat didalamnya.
1. Jahl (kebodohan)
Pintu yang paling besar yang bisa dimasuki setan adalah kebodohan. Dengan cara inilah setan banyak menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus. Hingga kita dapati manusia yang mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh, menghalalkan yang diharamkan Alloh. Belum lagi banyaknya manusia yang terjatuh dalam kesyirikan, beribadah kepada Alloh dengan bid’ah, bermaksiat kepadaNya. Hal ini tiada lain tiada bukan sumber utamanya adalah kejahilan.
Berkata Imam Ibnul Jauzy t/ : “Ketahuilah pintu paling besar yang dimasuki Iblis kepada manusia melalui kebodohan. Iblis masuk dan menjerat orang-orang yang bodoh dengan aman. Adapun orang yang berilmu tidaklah Iblis bisa masuk padanya kecuali dengan cara halus dan sembunyi-sembunyi. Alangkah seringnya Iblis menjerat ahli ibadah karena sedikitnya ilmu mereka, mayoritas mereka sibuk dengan ibadah lalai terhadap ilmu”. (Talbis Iblis hal.149).
Maka bekal utama untuk membendung perangkap setan yang satu ini adalah dengan berbekal ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang mewariskan ketakutan kepada Alloh.
2. Ghuluw dan Taqshir
Ghuluw adalah berlebih-lebihan dalam suatu perkara. Sedangkan Taqshir kebalikan dari ghuluw berupa peremehan dan meanggap ringan suatu perkara. Kedua perkara ini merupakan tipu daya setan yang sangat mengagumkan. Setan bisa mencium dan menebak pada seorang manusia manakah diantara keduanya yang dominan. Jika ia melihat manusia yang jiwanya lemah dan malas, setan masuk melalui pintu ini dengan melemahkankan semangatnya atas yang diperintahkan, hingga ia menjadi orang yang meremehkan bahkan bisa meninggalkan sama sekali. Sebaliknya bila melihat orangnya semangat dan kuat keinginannya, maka setan akan membisikan bahwa amalannya belum seberapa, sedikit dan kurang, akan senantiasa menggiringnya agar menambah dan melebihkan amalannya.
Berkata Makhlad bin Husain t/ : “Tidaklah Alloh memerintahkan suatu amalan kepada para hambanya kecuali Iblis akan datang membisikan dua perkara, entah mana yang lebih dominan; Guluw dan Taqshir”. (Hilyah Auliya 8/266, lihat Ighotsatul Lahfan 1/192).
Ketahuilah sebaik-baiknya perkara adalah pertengahan, tidak berlebihan dan tidak pula meremehkan. Tidak berlebihan sebagaimana orang Nashoro terhadap Isa bin Maryam tidak pula seperti orang Yahudi yang meremehkannya. Alloh k/ berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu umat islam, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul(Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu.(QS.Al-Baqoroh:143)
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t/ : “Barangsiapa yang meniru Yahudi dan Nashoro dengan berlebihan dan meremehkan sungguh dia telah menyerupai mereka”. (Fathul Majid hal.261).
Maka hendaknya kita waspada dari perangkap ghuluw dan taqshir ini, janganlah berlebihan dalam suatu perkara baik dalam ibadah, keyakinan atau muamalah. Sebaliknya tidak pula terlalu menganggap ringan dan enteng, karena keduanya akan menghantarkan pada kebinasaan.
Rasululloh n/ bersabda:
إِيَّاكُمْ وَ اْلغُلُوَّ, فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ اْلغُلُوُّ فِيْ اْلدِّيْنِ
Waspadalah kalian dari ghuluw, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena sebab ghuluw dalam agama. (HR.Ahmad 1/215, Ibnu Majah 3029, Nasa’I 5/268. dishohihkan oleh Syaikhul Islam dalam Iqthido hal.106. lihat As-Shohihah: 1283).
3. Kemaksiatan dan perbuatan jahat.
Jiwa yang sakit akan selalu memerintahkan kejelekan, dari celah inilah setan masuk menggoda manusia dan menyuruh berbuat jahat dan keji. Alloh berfirman k/ :
إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَآءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَالاَتَعْلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Alloh apa yang tidak kamu ketahui. (QS.Al-Baqoroh:169).
Setan senantiasa mengawasi manusia untuk menggodanya, menghiasi perbuatan keji dan maksiat sebagai suatu yang indah. Membujuk rayu agar manusia taat kepadanya hingga tergelincir dari jalan Alloh, keluar dari islam dan kafir. Alangkah merugilah orang-orang yang patuh kepada setan karena mereka akan berlepas diri dari mereka. Alloh k/ berfirman:
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
Bujukan orang munafik seperti bujukan setan ketika dia berkata kepada manusia: “kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Alloh, Robb semesta alam. (QS.Al-Hasyr: 16).
4. Kemiskinan
Setan menakuti manusia dan membuat tipu daya dengan kemiskinan. Menghalangi manusia berinfak, menipu dan menakut-nakuti bahwa infak bisa membuat miskin. Alloh k/ berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَآءِ وَاللهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمُُ
Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan(kikir); sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nya dan karunia. Dan Alloh Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS.Al-Baqoroh: 268).
Berkata Ibnu Abbas H/ : “Ada dua perkara dari Alloh dan dua perkara dari Setan. Setan menakut-nakuti dengan kemiskinan dengan mengatakan “Jangan engkau infakkan hartamu, engkau butuh terhadapnya!” dan ia menyuruh pula berbuat kejahatan. Sedangkan Alloh menjanjikan ampunan atas maksiat, dan melebihkan didalam rizkimu”. (Jami’ul Bayan 3/88).
5. Angan-angan dan khayalan
Angan-angan kosong dan janji yang muluk merupakan tipu daya dan perangkap setan yang ampuh. Betapa banyak manusia yang terbuai dengan janji dan khayalan kosong dari setan. Alloh k/ berfirman:
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَايَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا
Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS.An-Nisa: 120).
Imam Ibnu Katsir t/ mengatakan: “Ini adalah khabar yang nyata, sesungguhnya setan selalu memberikan janji kepada para pengikutnya dan membangkitkan angan-angan mereka bahwa mereka adalah orang yang sukses di dunia dan akherat. Sungguh dia adalah orang yang dusta dan pembohong”. (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim 1/495).
PERANGKAP SETAN YANG HALUS
Setan -semoga Alloh menjaga kita darinya- mempunyai bisikan-bisikan dan godaan yang sangat halus, tipu daya dan perangkap yang sangat licin dan dalam. Mencampur aduk perkara, menampakan kebatilan dalam bentuk kebenaran.
Berkata Imam Ibnul Qoyyim t/ : “Termasuk tipu daya setan menyihir akal manusia hingga ia terpedaya. Tidak ada yang selamat dari sihir setan kecuali orang yang Alloh selamatkan. Setan menghiasi perbuatan yang jelek dikhayalkan dalam bentuk kebaikan. Menjauhkan perbuatan yang baik dengan sangkaan perbuatan itu jelek. Tidak ada ilah yang hak kecuali Alloh. Betapa banyak manusia yang terfitnah dengan sihir setan ini. Bukankah betapa banyak orang yang terhalangi hatinya terhadap islam, iman dan ihsan? Betapa banyak pula kebatilan muncul dalam bentuk kebaikan, kebenaran digambarkan dengan bentuk yang buruk dan jelek”. Lanjutnya lagi: “Setan sering menjanjikan surga dengan kekafiran, fasik dan maksiat. Syirik digambarkan sebagai bentuk pengagungan. Mengingkari sifat Alloh berupa ketinggian, bicara dan lainnya karena alasan mensucikanNya. Meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar dengan alasan kasih sayang kepada manusia”. (Ighotsatul Lahfan 1/186).
Berikut ini sebagian makar setan dan tipu dayanya yang sangat halus;
1. Ghibah
Tidak diragukan lagi ghibah merupakan perkara yang sudah jelas keharamannya. Alloh k/ menegaskan:
وَلاَيَغْتَب بَّعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابُُ رَّحِيمُُ
Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. (QS.Al-Hujurat: 12).
Berkata Imam Ibnu Katsir t/ : “Sungguh telah datang peringatan yang sangat keras tentang ghibah. Oleh karena itu Alloh menyerupakannya dengan memakan daging manusia yang sudah menjadi bangkai. Sebagaimana kalian membencinya memakan daging yang sudah mati maka bencilah ghibah karena agama. Sesungguhnya balasan ghibah lebih keras dari sekedar yang demikian”. (Tafsir Al-Qur’an Azhim 4/192).
Dari celah inilah setan masuk menggelincirkan manusia. Membalik perkara ghibah seolah-olah perkara yang baik.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t/ : “Di antara sebagian manusia ada yang memoles ghibah dalam bentuk yang indah dan beragam. Kadangkala karena alasan agama dan kebaikan ia berkata: “Saya tidak menyebutkan orang kecuali kebaikan, saya tidak suka ghibah dan dusta, hanya saja saya mengabarkan kalian dengan keadaan yang sebenarnya, demi Alloh dia orang yang baik tapi sayang dia begini dan begitu”. Tujuan dari hal ini tiada lain kecuali memojokannya. Beralasan demi kebaikan dan agama. Sebagian yang lain berbuat ghibah karena hasad. Maka orang yang semacam ini telah mengumpulkan dua perkara yang sangat keji. Sebagian yang lain lagi berbuat ghibah dalam bentuk kekaguman. Semisal dia berkata: “Saya kagum dengan dia, tapi bagaimana mungkin dia tidak melakukan ini dan itu. Atau ia berkata: “Saya heran dengan dia, bagaimana bisa ia terjatuh dalam perkara semacam ini!”. Mengghibah dengan bentuk keheranan dan kagum. Inilah penyakit hati yang paling besar dan penipuan terhadap Alloh serta para makhluknya. (Majmu’ Fatawa 28/237-238- secara ringkas).
2. Merendahkan diri di hadapan manusia
Adakalanya seseorang merendahkan diri dan mencela dirinya sendiri di hadapan orang banyak. Berharap agar manusia menilainya sebagai orang yang rendah diri, maka terangkatlah pamornya, yang kemudian mereka memujinya. Perkara semacam ini termasuk pintu-pintu riya yang sangat halus.
Muthorrif bin Abdulloh t/ mengatakan: “Cukuplah seseorang dikatakan memuji dirinya dengan mencela dirinya sendiri pada khalayak ramai. Seolah-olah dia menghendaki kebaikan padahal di sisi Alloh merupakan kejahilan”. (Ma’alim Fis Suluk hal.83).
3. Mencela dunia dengan maksud duniawi
Termasuk tipu daya setan, ia menghiasi manusia dengan mencela dunia karena tujuan duniawi belaka. Dengan mencela dunia, ia seolah-olah orang yang zuhud dan waro’.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t/ berkata: “Jangan engkau hiraukan orang-orang yang mencela dunia karena bukan agama. Sesungguhnya mereka melakukan hal itu karena tidak mendapat yang mereka inginkan di dunia ini. Mayoritas mereka yang mencela dunia bukan karena kesibukannya terhadap kampung akherat, melainkan karena madhorot yang menimpa. Maka barangsiapa yang zuhud seperti zuhudnya orang yang malas, tidak mencari akherat dengan amal sholeh dan ilmu yang bermanfaat, maka ia adalah orang zuhud yang banyak berbuat kerusakan. Mereka itulah orang yang tidak memakmurkan dunia dan akherat. (Majmu’ Fatawa 20/148-secara ringkas).
BERLINDUNG DARI PERANGKAP SETAN
Akhirnya, kewajiban kita adalah waspada terhadap perangkap setan dan tipu dayanya. Dengan memfaqihkan diri kita dalam agama Alloh. Bersemangat dalam menuntut ilmu yang bermanfaat dan beramal sholeh. Memohon dengan sungguh-sungguh kepada Alloh agar melindungi kita semua dari bisikan dan godaan setan.
Alloh k/ berfirman:
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ . وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
Dan katakanlah: “Wahai Robbku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung kepada Engkau wahai Robbku, dari kedatangan mereka kepadaku”. (QS. Al-Mu’minun: 97-98).
Dan hendaklah kita berusaha sekuat tenaga untuk mengokohkan tauhid kita masing-masing, karena setan tidak bisa mengalahkan orang-orang yang bertauhid dan ikhlas.
Alloh k/ berfirman:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Iblis berkata: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka. (QS. Shaad: 82-83).
Serta jangan lupa bersegeralah mengamalkan ketaatan kepada Alloh.
Imam Hasan Al-Bashri t/ berkata: “Apabila setan melihatmu sedangkan engkau taat kepada Alloh, maka ia akan berusaha menjerumuskanmu. Dan apabila ia melihatmu kembali sedangkan engkau tetap taat kepadaNya, maka dia akan berpaling dan menjauh. Tetapi apabila engkau suatu saat begini dan kesempatan yang lain begitu, maka setan sangat bernafsu untuk menggelincirkanmu”. (Az-Zuhd hal.7 lihat Ma’alim Fis Suluk hal. 84). Allohu ‘Alam.

0 komentar: