Minggu, 29 November 2009

Tawassul

DOA DENGAN TAWASSUL KEPADA ALLOH

Tawassul adalah mendekatkan diri kepada sesuatu. Maksudnya, kita berdoa kepada Alloh dengan perantara sesuatu yang disyariatkan.
Ketahuilah, tawassul itu ada dua macam;
Pertama: Tawassul yang disyariatkan, dan ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian
1. Tawassul kepada Alloh dengan nama dan sifatnya. Misalnya kita berdoa: Wahai Dzat Yang Maha Pengampun, ampunilah hamba-Mu. Maka doa semacam ini dibolehkan. Alloh berfirman:
(QS.al-A’rof: 180).
2. tawassul kepada Alloh dengan keimanan dan amal sholih. Contohnya sebagaimana dalam firman Alloh:
Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):"Berimanlah kamu kepada Rabbmu"; maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. 3:193)
Sebagaimana kisah tiga orang yang terperangkap dalam goa, mereka tidak bisa keluar. Sampai akhirnya, mereka berdoa kepada Alloh dengan menyebutkan amalan salih yang telah mereka kerjakan. (Muttafaq ‘Alaih).
3. tawassul kepada Alloh dengan mentauhidkan-Nya. Sebagaimana awasulnya Nabi yunus, tatkala berdoa
maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap:"Bahwa tak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. 21:87)
4. tawassul kepada Alloh dengan menampakkan kelemahan dan merasa butuh kepadanya. Sebagaimana doa nabi ayyub tatkla berkata;
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya:"(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (QS. 21:83)
5. tawassul kepada Alloh melalui perantara doa orang yang solih yang masih hidup yang hadir dan mampu. Sebagaimana tawassulnya para sahabat kepada nabi ketika mereka mengalami musim paceklik. Setelah beliau wafat, mereka tawasul keada al-Abbas. (HR.Bukhari??).
6. Tawassul kepada Alloh dengan bentuk pengakuan dirinya terhadap dosa. Misalnya seerti firman Alloh yang berbunyi;
Musa mendo'a:"Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku".Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 28:16)
Kedua: Tawassul yang dilarang, yaitu berdoa dengan erantara selain diatas. Seperti meminta doa dan syafaat kepada orang yang telah meninggal. Tawassul dengan Jahh (kedudukan) nabi, tawassul dengan dzat makhluk atau hak mereka. (Aqidah at-Tauhid DR.Shalih al-Fauzan hal.171-173).

KAIDAH 9
TITIP DO’A
Ketauhilah, orang yang meminta do’a kepada orang lain tidak lepas dari empat keadaan;
Pertama: Minta do’a kepada orang lain untuk manfaat dirinya sendiri. Syaikhul Islam menegaskan bahwa hal ini termasuk permintaan yang tercela.
Kedua: Minta do’a kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (orang ketiga), maka tidak mengapa.
Ketiga: Minta do’a kepada orang lain untuk manfaat dirinya sendiri dan kebaikan orang lain, maka boleh.
(Qo’idah Jalilah Fi at-Tawassul wal Wasiilah hal.77, Min Ta’liqoot Syaikhina Sami Muhammad Ala Bulughul Marom no.418).
Yahya bin Muadz ar-Rozi berkata: “Bagaimana mungkin aku berdo’a kepada-Mu sedangkan aku memaksiatiMu? Dan bagaimana pula aku tidak berdo’a kepada-Mu sedangkan Engkau Maha Pemurah?!”. (al-Adzkar hal.688).

0 komentar: