Minggu, 29 November 2009

Penyakit Hasad

Oleh: Abu Abdillah Syahrul Fatwa

Anas bin Malik berkata; “Tatkala kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba beliau berkata: “Sebentar lagi akan muncul seorang lelaki penduduk surga ”. Tak lama, muncul-lah seorang lelaki Anshor. Jenggotnya terlihat basah karena bekas air wudhu. Tangan kirinya menjinjing sandal. Esok harinya, Rasulullah mengucapkan kalimat yang sama, sampai pada hari ketiga!!. Karena penasaran, akhirnya Abdullah bin Amr membuntuti lelaki Anshor tersebut. Dia bermalam pada rumah lelaki Anshor selama tiga hari tiga malam. Dia ingin mengetahui amalan apa yang dikerjakan seorang Anshor ini hingga Rasulullah memberinya jaminan surga. Selang tiga hari, Abdullah bin Amr tidak mendapati amalan istimewa yang dikerjakan lelaki Anshor tersebut. Karena heran bercampur penasaran, Abdullah bin Amr memberanikan diri bertanya pada lelaki Anshor tersebut; “Aku sudah memperhatikan amalanmu, aku ingin menirunya, tapi bagiku tidak ada yang istimewa darimu, sebenarnya apa sih yang membuat Rasulullah menjamin engkau dengan surga?”. Lelaki Anshor itu menjawab: “Aku orang biasa seperti yang engkau lihat, hanya saja aku ini tidak pernah punya rasa dengki kepada seorang-pun atas kebaikan yang Alloh berikan padanya”.

MAKNA DAN HAKEKAT HASAD
Hasad atau dalam bahasa kita dikenal dengan istilah dengki dan iri mempunyai makna yang beragam.
Imam Ibnul Manzhur mengatakan: “Hasad adalah engkau berangan-angan hilangnya nikmat orang yang engkau dengki”. (Lisanul Arab, Ibnul Manzhur 3/148, at-Ta’riifat, Ali al-Jurjani hal.87).
Al-Jahizh berkata: “Hasad adalah merasa pedih dan sakit dari apa yang dia lihat pada orang lain berupa keutamaan dan kenikmatan. Orang yang hasad akan berusaha untuk menghilangkan nikmat orang yang dia benci. Hasad adalah akhlak yang tercela pada setiap orang”. (Tahdzib al-Akhlaq hal.34).
Syaikhul Islam berkata: “Yang benar, bahwa hasad adalah sekedar membenci apa yang dia lihat dari keutamaan dan kebaikan orang yang dia dengki”. (Majmu’ Fatawa 10/111).
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: “Sudah diketahui bersama, bahwa orang yang sekedar benci dia akan berangan-angan hilangnya nikmat orang yang dia dengki. Walhasil, sekedar engkau membenci kenikmatan Alloh yang diberikan pada seseorang, maka engkau orang yang hasad”. (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah hal.339).

HUKUM HASAD
Ketahuilah, hasad hukumnya adalah haram, termasuk dosa besar . Dia adalah akhlak yang tercela. Akhlaknya Iblis dan sifat orang Yahudi. Membahayakan badan dan merusak agama. Banyak sekali dalil-dalil yang menerangkan akan keharaman hasad. Alloh berfirman:

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. (QS.Ali Imron: 120).
Sampai Alloh memerintahkan kepada kita semua untuk berlindung dari kejelekan hasad. Alloh berfirman:

Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (QS.al-Falaq: 5).
Cukuplah hal itu sebagai alamat akan jeleknya perangai hasad. Andaikan celaan itu bukan karena hasad adalah akhlak yang rendahan, yang bisa mengenai kerabat dan teman, terutama ketika bergaul dan berteman, sungguh berlepas diri dari hal itu adalah kemuliaan. Dan sungguh selamat dari hal itu adalah keberuntungan. (Adab Dunya wa Din al-Mawardi hal.425).
Rasulullah bersabda:
لاَ تَحَاسَدُوا
Janganlah kalian saling dengki. (HR.Muslim: 2564).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata: “Hasad ada tiga tingkatan; Pertama: Berangan-angan untuk melebihi orang lain. Maka ini boleh, bukan hasad.
Kedua: Membenci nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain. Akan tetapi dia tidak berusaha untuk menghilangkan nikmat itu dari orang yang ia dengki. Bahkan selalu berusaha untuk menolak dan melawan gejolak hasadnya. Hasad semacam ini tidak membahayakan, sekalipun yang lainnya lebih sempurna.
Ketiga: Hatinya terjangkiti penyakit hasad, dan dia berusaha untuk menurunkan martabat orang yang ia dengki, maka ini adalah hasad yang diharamkan. Pelakunya terkena dosa”. (Syarah al-Arba’in an-Nawawiyyah hal.343).

SEBAB-SEBAB HASAD
Imam al-Mawardi mengatakan: Sebab pendorong hasad ada tiga perkara;
Pertama: Kebenciannya terhadap orang yang ia dengki. Dia merasa pedih dan sakit dengan keutamaan yang diperoleh oleh orang tersebut. Dari sinilah hasadnya timbul.
Kedua: Orang yang ia dengki punya keutamaan dan kelebihan yang tidak bisa ditandingi oleh pelaku hasad tersebut. Dia benci apabila saingannya maju, dan berhasil. Jenis hasad ini adalah hasad yang pertengahan. Karena dia tidak hasad kepada orang yang selevel atau yang lebih rendah darinya, dia hanya hasad kepada orang yang lebih tinggi dan berhasil darinya.
Ketiga: Orang yang hasad bakhil terhadap kenikmatan yang dia peroleh. Padahal nikmat itu bukan usahanya. Maka apabila dia melihat orang lain mendapat nikmat Alloh, dia akan benci, iri dan dengki dari hal tersebut. Secara tidak sadar dia telah menentang ketentuan Alloh. Ini adalah jenis hasad yang paling jelek. (Adab Dunya wa Dien hal.426)

KLASIFIKASI MANUSIA KETIKA HASAD
Hasad memang sudah tertanam dalam hati manusia. Oleh karena itu manusia akan dengki bila ada orang yang menyainginya atau mengunggulinya dalan sesuatu keutamaan. Apabila hasad timbul dalam dirimu, hati-hatilah untuk meremehkannya. Karena dia bagaikan tanaman yang akan terus berkembang apabila disirami. Dan akan terus bertambah apabila dibiarkan begitu saja tanpa usaha untuk menghilangkannya.
Syaikhul Islam mengatakan: “Karena itu dikatakan; tidak ada satu jiwapun kecuali terjangkiti penyakit hasad. Akan tetapi orang yang mulia adalah yang menyembunyikannya, sedangkan orang yang tercela adalah yang menampakkannya”. (Majmu’ Fatawa 10/124).
Manusia dalam perkara hasad terbagi menjadi empat golongan ;
Pertama: Diantara mereka yang hasad, ada yang berusaha untuk menghilangkan nikmat orang yang dia dengki dengan cara berbuat aniaya, baik dengan perkataan atau perbuatan. Golongan ini terbagi lagi menjadi dua;
1. Dia berusaha agar kenikmatan yang diperoleh saingannya berpindah pada dirinya.
2. Tidak berusaha agar nikmat orang yang dia dengki berpindah pada dirinya.
Kedua: Diantara manusia apabila hasad kepada orang lain, mereka tidak berusaha untuk mewujudkan hasadnya. Tidak menganiaya orang yang dia dengki dengan ucapan maupun perbuatan. Golongan kedua ini juga ada dua;
1. Orang yang tidak kuasa dan tidak mungkin menghilangkan hasad dalam dirinya. Hasadnya terkalahkan, maka dia tidak berdosa. Karena semua orang mesti ada rasa hasad kepada orang yang menjadi saingan dan mengunggulinya.
2. Orang yang menimbulkan rasa hasad dari dirinya sendiri. Dia selalu berangan-angan agar nikmat saingannya hilang. Orang semacam ini persis seperti orang yang bertekad untuk berbuat maksiat. Orang yang hasad semacam ini tidak luput untuk menganiaya lawannya dengan ucapan maupun perbutan, hingga dia berdosa karena perbuatannya.
Ketiga: Diantara manusia ada yang hasad akan tetapi tidak berangan-angan agar nikmat lawannya hilang. Bahkan dia berusaha untuk menirunya dalam kebaikan, dia ingin mendapat seperti yang diraih temannya.
Apabila tujuannya ingin meraih kebaikan dalam masalah dunia, maka tidak ada baiknya sama sekali, walaupun hal itu boleh. Alloh berfirman;

Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. (QS.al-Qoshos: 79).
Apabila tujuannya ingin meraih kebaikan dan keutamaan dalam masalah agama, maka itu baik. Ini adalah hasad yang disyariatkan. Alloh berfirman;

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS.al-Muthaffifin: 26).
Nabi bersabda;
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ, وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara; Seorang yang Alloh berikan al-Qur’an. Dia mengamalkannya siang dan malam. Seorang yang Alloh berikan harta. Dia infakkan siang dan malam. (HR.Bukhari: 4637, Muslim:1350) Inilah yang dinamakan ghibtoh.
Keempat: Diantara manusia apabila mendapati pada dirinya ada rasa hasad, dia berusaha untuk menghilangkannya. Berusaha berbuat baik kepada orang yang dia dengki, bahkan mendoakan dan menyebarkan kebaikannya. Dia akan terus berusaha untuk menghilangkan hasad dalam dirinya dan berusaha untuk mengganti rasa hasad dengan kecintaan supaya saudaranya muslim menjadi lebih baik daripada dirinya sendiri. Contoh semacam ini adalah tingkatan iman yang paling tinggi. Pelakunya adalah seorang mukmin yang sempurna imannya. Dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.

MALAPETAKA DAN BAHAYA HASAD
Orang yang hasad, secara sadar maupun tidak, telah terjatuh dalam beberapa perkara dan malapetaka yang tidak bisa dianggap enteng ;
Pertama: Membenci apa yang Alloh taqdirkan padanya. Karena apabila dia benci terhadap apa yang Alloh berikan kepada orang lain, pada hakekatnya adalah penentangan terhadap taqdir Alloh juga .

Kedua: Hasad menghapus kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu bakar. Karena pada umumnya, orang yang hasad akan menganiaya orang yang ia dengki. Dia akan menyebutkan sesuatu yang dibencinya, menghasud manusia agar menjauhinya dan lain-lain. Ini adalah dosa besar yang menghapus kebaikan.

Ketiga: Hati orang yang hasad akan merasa sempit dan sesak ketika melihat kenikmatan orang lain. Acapkali melihat orang yang dia dengki mendapat kenikmatan, hatinya akan gundah, sedih dan dadanya sesak!!. Dia akan selalu mengawasi saingannya, kesedihan akan bertambah dan dunia terasa sempit bila saingannya mendapat nikmat!!.

Keempat: Hasad adalah akhlak orang Yahudi. Alloh berfirman:

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah Telah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami Telah memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS.an-Nisaa: 54).
Dan sudah kita maklumi bersama, bahwa orang yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaumnya. Berdasarkan sabda nabi yang berbunyi;
مَنْ ثَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka. (HR.Abu Dawud: 4031, Ahmad: 2/50, Ibnu Abi Syaibah 5/313. Syaikhul Islam berkata dalam Majmu’ Fatawa 5/331: “Sanadnya bagus”. Imam Suyuthi menghasankannya dalam al-Jami’ As-Shagir:1/590. Dishahihkan oleh Ahmad Syakir dalam al-Musnad no.5114. Lihat pula Shahih al-Jami’ as-Shagir: 6025, oleh Al-Albani).

Kelima: Sekuat apapun hasadnya, tidak mungkin untuk menghilangkan nikmat Alloh yang telah Dia berikan kepada orang lain. Lantas mengapa hasadnya masih mengurat dalam hati?!

Keenam: Hasad menafikan kesempurnaan iman. Berdasarkan sabda nabi yang berbunyi;
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk saudara-nya apa yang dicintainya untuk dirinya. (HR.Bukhari: 13, Muslim: 45).
Kelaziman hadits ini, seharusnya engkau benci apabila nikmat Alloh hilang dari saudaramu, bukan malah senang. Apabila engkau senang nikmat Alloh hilang darinya, engkau berarti belum mencintai saudaramu apa yang dicintai oleh dirimu sendiri!! Dan hal ini jelas mengurangi kesempurnaan iman.

Ketujuh: Hasad akan menyeret pelakunya untuk berpaling meminta keutamaan dari Alloh. Orang yang hasad akan selalu mengawasi nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain, sementara dirinya sendiri lupa untuk meminta keutamaan dari Alloh. Alloh berfirman;

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.an-Nisaa: 32).

Kedelapan: Hasad akan membawa peremehan terhadap nikmat Alloh. Orang yang hasad akan melihat dirinya seakan-akan tidak memperoleh nikmat sedikitpun!!. Dia akan selalu melihat bahwa orang yang dia dengki berada dalam nikmat yang besar. Akibatnya, secara tidak langsung dia telah meremehkan nikmat Alloh dan lupa bersyukur kepadaNya.

Kesembilan: Hasad adalah akhlak tercela. Karena orang yang hasad akan selalu mengawasi nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain pada masyarakatnya. Dia akan selalu berusaha menghalangi kebanyakan manusia dari orang yang dia dengki.

Kesepuluh: Orang yang hasad, pada umumnya akan menyakiti orang yang dia dengki. Dengan demikian dia akan menjadi orang yang bangkrut. Kebaikannya akan diambil oleh orang yang dia dengki. Kebaikannya akan habis, selanjutnya kejelekan orang yang dia dengki akan dilimpahkan padanya, kemudian dia-pun akan dicampakkan ke neraka.

Kesimpulannya, hasad adalah akhlak tercela. Akan tetapi sangat disayangkan, perkara ini banyak terjadi pada sebagian penuntut ilmu!!. Apabila rasa iri, dengki dan hasad ini dijumpai antara para pedagang, pengusaha atau orang awwam yang mereka semua tidak paham ilmu, mungkin bisa dimaklumi!? Akan tetapi, fenomena dilapangan membuktikan bahwa penyakit ini lebih banyak menjangkiti para penuntut ilmu atau orang-orang yang sudah biasa taklim dan ngaji!! . Wallohul Musta’an.

TERAPI AGAR SELAMAT DARI HASAD
Hasad bisa diobati dengan beberapa perkara
1. Ilmu yang bermanfaat
Karena hakekat ilmu yang bermanfaat akan membendung pelakunya untuk mewujudkan hasadnya. Dia akan menyadari bahwa hasad hanya akan membahayakan dunia dan agamanya. Bahaya bagi agamanya, karena dengan hasad dia akan menentang takdir Alloh. Bahaya bagi dunianya, karena hati orang yang hasad akan merasa pedih dan sakit acapkali melihat orang yang dia dengki mendapat nikmat. Raihlah ilmu yang bermanfat yang menerangi jalanmu, yang mencegah dari kesalahan. Kemudian amalkanlah.
Imam Ibnu Rajab mengatakan: “Sungguh Alloh telah mengabarkan tentang suatu kaum yang mereka diberikan ilmu akan tetapi ilmunya tidak memberikan manfaat baginya. Maka ini adalah ilmu yang bermanfaat pada sendirinya, akan tetapi pemiliknya tidak bisa memanfaatkannya”. (Fadhl Ilmi Salaf Ala Ilmi Khalaf hal.7).
Alloh berfirman:

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. (QS.al-A’rof: 175-176).

2. Taubat
Taubat perkaranya sangat menakjubkan. Menghapus dosa sebagaimana sediakala, tidak tersisa sedikitpun. Taubat yang nasuha, menyesali dosa hasadnya, meninggalkan dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali di masa akan datang. Apabila hasad muncul, bersegeralah minta ampun kepada Alloh, berdoalah agar kedengkian dalam dada hilang.

3. Berfikir positif dan merenungi akibat jelek hasad.
Karena dengan demikian dia akan menahan jiwanya dari hasad kepada orang lain. Menyadari bahwa hasad tidak membawa kebaikan sedikitpun.

4. Terimalah taqdir Alloh dengan lapang dada.
Rasulullah bersabda:
وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ
Terimalah apa yang Alloh berikan padamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling kaya. (HR.Tirmidzi 2305, Ahmad 2/310. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah no.930).
Ibnu Sirin mengatakan: “Aku tidak pernah hasad kepada seorangpun dalam urusan dunia. Karena apabila dia ahli surga, bagaimana mungkin aku hasad padanya dalam urusan dunia yang itu tidak ada nilainya di surga nanti. Apabila dia termasuk ahli neraka, maka bagaimana mungkin pula aku hasad padanya dalam urusan dunia sedangkan dia akan masuk neraka!!”. (Ihya Ulumuddin 3/1973).

5. Doakan saudaramu
Apabila hatimu terjangkiti hasad, maka do’akanlah kebaikan pada orang yang engkau dengki dengan taufiq. Karena do’a akan menimbulkan keajaiban, merubah keadaan yang buruk menjadi baik. Pertanda bahwa dirinya tidak dengki dan tidak ada tujuan kecuali kebaikan bagi saudaranya.

6. Merajut cinta karena Alloh.
Cintailah saudaramu karena Alloh. Mulailah dengan bertanya keadaan dirinya. Agar hasad dalam jiwa hilang dan orang yang kita dengki menjadi orang yang kita senangi. Karena apabila seorang teman sudah senang dan mencintai saudaranya, sudah barang tentu rasa hasadnya akan berkurang dan hilang. Cobalah, barangkali usaha ini terlihat sulit, akan tetapi mujarab. Ingatlah selalu firman Alloh yang berbunyi:

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS.Fushilat: 34).

7. Kunjungan yang berkesan
Karena kunjungan seorang muslim terhadap saudaranya merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang kepadanya. Rasulullah bersabda;
مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً
Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya karena Alloh, maka dia akan dipanggil dari atas langit; Semoga engkau menjadi baik, baik pula perjalananmu dan engkau meraih kedudukan di surga. (HR.Tirmidzi 1931, Ibnu Majah 1443. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Misykah 1575. Lihat pula Shohih al-Jami’ no.6387).
Setidaknya, kunjungan kita pada orang yang kita dengki akan mengurangi rasa hasad yang menerpa jiwa.

8. Jangan diam dari kemungkaran
Apabila engkau berada dalam satu majlis, dan ada saudaramu yang sedang dibicarakan karena hasad, maka janganlah engkau basa-basi dengan diam tak peduli. Perintahkan orang yang hasad untuk diam dan bertaubat. Bela kehormatan saudaramu dengan apa yang engkau ketahui tentangnya. Semoga ini salah satu cara jitu untuk menghilangkan rasa hasad yang ada pada orang hasad tersebut.

9. Mengutamakan orang lain
Apabila engkau mengetahui saudaramu hasad pada dirimu dan engkau bertemu padanya dalam suatu majlis, usahakan engkau memulai terlebih dahulu dengan salam dan bertanya. Angkatlah posisinya dihadapan orang, semoga sifat hasad yang ada padanya akan sedikit berkurang kemudian hilang.

10. Minta nasehat darinya
Karena apabila engkau minta nasehat pada orang yang hasad padamu, berarti engkau telah menanamkan nilai kecintaan dan pengagungan dalam dirinya. Hal ini akan membantu hilangnya penyakit hasad pada dirinya.
Ibnu Abbas berkata; “Tiga perkara yang aku tidak dapat membalasnya kecuali doa; Seorang yang masuk menemuiku dalam suatu majlis, dia berdiri dengan senyum dan gembira. Seorang yang memberi kelapangan kepadaku dalam majlis. Seorang yang tertimpa masalah, kemudian dia minta pendapatku. Mereka adalah orang-orang yang aku tidak dapat membalas kebaikannya kecuali doa”. (Ma’alim Fi Thoriq Tholibil I’lm, DR.Abdul Aziz as-Sadhan hal.103)

Demikianlah sedikit pembahasan masalah penyakit hasad. Kita berlindung kepada Alloh agar terhindar dari kejelekan hasad. Kita berdoa agar hati kita bersih dari rasa dengki, iri, dan hasad sesama muslim. Allohu A’lam.

0 komentar: