Minggu, 29 November 2009

Khutbah

KEMATIAN
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا , أَمَّا بَعْدُ ...
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ , وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ , وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ,وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ,وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ .

Jama’ah kaum muslimin Rahimakumulloh
Tidak ada kata yang pantas di ucapkan dalam kesempatan yang pertama dan utama ini selain ungkapan syukur kita kepada Alloh k/ . Ketahuilah jama’ah sekalian, nikmat Alloh k/ tidak terhitung jumlahnya. Yang paling agung dan berharga diantara sekian banyak nikmat Alloh k/ adalah nikmat Islam dan sunnah. Alloh k/ telah memberikan kepada kita hidayah untuk memeluk Islam, tidak menjadikan kita sebagai seorang nashroni, yahudi atau kepercayaan lainnya. Islam adalah satu-satunya agama yang di ridhoi di sisi Alloh. Alloh k/ berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Alloh hanyalah Islam. (Ali Imron:19).
Maka barangsiapa yang mencari agama selain Islam sungguh ia termasuk orang yang merugi, sebagaimana disinyalir dalam firmanNya:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ اْلأِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi. (Ali Imron: 85).
Yang kedua, nikmat berjalan di atas sunnah, meniti jalannya Rasululloh dan para sahabatnya. Alloh tidak memasukkan kita ke dalam firqoh-firqoh yang menyimpang dari jalan yang lurus. Tidak menjadikan kita sebagai penganut paham khowarij, mu’tazilah dan ragam lainnya. Sebuah karunia yang patut di syukuri, karunia berupa nikmat Islam dan sunnah. Alangkah bagusnya yang diucapkan oleh Imam Abu ‘Aliyah t/ tatkala mengatakan:
وَ قَدْ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيَّ بِنِعْمَتَيْنِ لاَ أَدْرِيْ أَيَّهُمَا أَفْضَل: أَنْ هَدَانِيْ لِلإِسْلاَمِ وَ لَمْ يَجْعَلْنِيْ حَرُوْرًا
“Sungguh Alloh telah memberikan kepadaku dua nikmat yang aku tidak tahu manakah yang paling utama diantara keduanya. Alloh memberi petunjuk kepadaku untuk memeluk Islam dan tidak menjadikanku seorang khowarij”.
Ma’asyirol Muslimin
Kehidupan manusia terus berputar. Ia bagaikan roda yang terus berjalan. Hari berganti hari, pekan demi pekan telah kita lalui. Seorang insan yang lahir di muka bumi, berawal tumbuh dan berkembang di pangkuan sang ibu, kemudian ia memasuki masa kanak-kanak, beranjak remaja dan dewasa, yang diakhiri dengan masa tua. Perjalanan manusia pada akhirnya akan bermuara pada satu titik, satu titik kepastian yang tak dapat ditolak, yaitu sebuah kematian. Ketahuilah! kematian merupakan kepastian bagi setiap yang bernyawa. Alloh k/ berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan di dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Ali Imron: 185).
Kematian yang tak dapat ditolak oleh setiap insan yang hidup di dunia ini, kematian yang tak dapat diraba kapan datangnya. Sebuah kematian yang tak mengenal usia dan tempat. Alloh k/ berfirman:
وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakan besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha mengenal. (Luqman: 34).
Jama’ah jum’at yang dimuliakan Alloh
Ketahuilah! Dalam kematian terdapat rasa sakit yang amat sangat. Seorang manusia pasti merasakannya, bahkan Nabi kita yang muliapun merasakan hal yang demikian. Rasululloh n/ pernah mengatakan ketika ajal menjemputnya;
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, إِنَّ ِللْمَوْتِ لَسَكَرَاتٍ
Tiada Ilah yang berhak diibadahi melainkan Alloh, sesungguhnya pada kematian itu terdapat rasa sakit yang amat sangat. (HR.Bukhori: 6510).
Kematian adalah sebuah pintu pembuka untuk menuju kampung yang abadi. Kampung akherat yang di dalamnya hanya ada dua pilihan; bahagia atau celaka. Sebahagia-bahagianya orang hidup di dunia pastilah pernah mengalami kesedihan, dan sesengsara-sengsaranya orang di dunia pastilah dia pernah tertawa dan bahagia. Namun di akherat, orang yang celaka tiada kata baginya untuk tertawa bahagia, sebaliknya orang yang mendapat kebahagiaan, ia akan bahagia dan beruntung selama-lamanya. Ya, itulah dua jalan yang harus di pilih oleh manusia; surga atau neraka.
Nabi bersabda:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَامَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ, وَ عَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ, عَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَ وَ فِيْمَا أُنْفِقَ, وَ مَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak adam pada hari kiamat hingga ditanya empat perkara; tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa di gunakan, hartanya dari mana didapat dan kemana disalurkan, serta ilmunya apa yang ia perbuat”. (Lihat As-Shohihah 946).
Jama’ah kaum muslimin Rohimakumulloh.
Kemudian apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapi kematian?. Tidak ada bekal yang paling baik selain ketakwaan. Takwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menghadapi suatu hari yang tidak berguna lagi harta dan anak-anak. Alloh berfirman: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.(Al Baqoroh: 197).
Yang kedua yang patut kita persiapkan adalah amalan sholeh. Rasululloh n/ bersabda:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةُ جَارِيَةٌ, عِلْمٌ بَنْتَفِعُ بِهِ, وَ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila manusia telah mati maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara; Shodaqoh yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya”.(HR.Muslim: 1631).
Demikianlah yang di bawa oleh manusia. Kerabat dan teman sejawat tidaklah menyertainya, harta tidaklah ia bawa akan tetapi amalan yang sholehlah yang mendampinginya hingga berjumpa dengan Robbul ‘Alamin. Oleh karena itu perbanyaklah beramal, bersegeralah menuntut ilmu dan jangan lupa didiklah anak-anak kita agar menjadi anak yang sholeh, yang berguna bagi kedua orang tuanya di dunia dan akherat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Kaum Muslimin yang dimuliakan Alloh
Bersegeralah bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benarnya taubat. Menangislah dan sesalilah terhadap dosa yang diperbuat sebelum engkau menangis dan menyesal selama-lamanya. Kembalilah ke jalan Robbmu yang lurus sebelum maut menjemputmu. Alloh berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang semurni-murninya. (At Tahrim: 8).
Bertaubat dengan sebenar-benarnya, tidak bermain-main dalam taubat.
Manfaatkanlah hidupmu sebelum datang matimu, habiskanlah usiamu dengan beramal sholeh, gunakan masa mudamu sebagai ladang mereguk pahala. Rasululloh n/ bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابُكَ قَبْلَ هَرَمِكَ, وَ صِحَّتُكَ قَبْلَ سَقَمِكَ, وَ غِنَاءُكَ قَبْلَ فَقْرِكَ, فَرَاغُكَ قَبْلَ شُغْلِكَ, وَ حَيَاتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ.
Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain; Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, ketika kaya sebelum datang miskinmu, waktu luang sebelum datang waktu sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu. (HR.Hakim, Ahmad dll).
Maka mulai detik ini, marilah kita bersama intropeksi diri kita masing-masing. Masih adakah dosa yang belum kita tinggalkan? Sudahkah kita bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya? Sudahkah kita berbekal untuk menghadapi kematian? Hanya Alloh k/ dan kita semua yang tahu jawabannya.
Demikian yang dapat di sampaikan dalam khutbah kali ini. Semoga bermanfaat. Akhirnya kita memohon kepada Alloh k/ agar menerima amalan-amalan sholeh yang kita kerjakan. Kita memohon kepadaNya agar diberi kekuatan untuk meniti jalanNya yang lurus lagi diridhoi. Amiin
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍِ وَعَلى َ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآإِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآإِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين

0 komentar: