Jumat, 27 November 2009

Keajaiban Sabar

Oleh Abu Abdillah al-Atsari

Sesungguhnya keimanan ada dua bagian; sebagiannya adalah syukur dan sebagian yang lain adalah sabar. Yang demikian itu karena apa yang di dapat seorang hamba di dunia ini tidak lepas dari dua perkara.
Pertama: Kenikmatan yang Alloh berikan padanya secara lahir dan batin. Dan ini membutuhkan rasa syukur, mengakui bahwa nikmat tersebut dari Alloh dan diwujudkan dengan ketaatan. Akan tetapi melimpahnya nikmat Alloh jangan sampai membuat lupa diri hingga terbuai dengan dunia dan lupa akherat!!. Maka hendaklah memberikan setiap hak pada proporsinya yang sesuai.
Kedua: Musibah yang menimpa seorang hamba. Semisal kematian orang tercinta, hilangnya harta, rasa sakit, musnahnya kelezatan duniawi yang telah ia miliki. Perkara ini butuh keridhoan dan kesabaran dalam menerimanya. Tidak mengeluh, membenci sampai melampiaskannya dengan adat-adat jahiliyyah semisal merobek baju, menjerit-jerit histeris atau melampiaskannya dengan nafsu setan. Semua ini dilarang oleh syariat yang mulia ini, butuh kesabaran yang mendalam ketika menerima segala musibah yang menghampiri.
Berangkat dari sinilah, hati penulis tergerak untuk menuangkan beberapa untaian nasehat tentang kesabaran. Nasehat untuk diri pribadi dan saudaraku seiman yang mendambakan keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang hanya bisa diraih dengan mencurahkan perhatian terhadap dua perkara yang pokok ini, yaitu syukur dan sabar, yang keduanya termasuk dalam lingkup keimanan.
Buku sederhana yang di hadapan pembaca sekarang berusaha mengupas masalah pentingnya kesabaran dalam kehidupan seorang insan yang beriman. Keutamaan sabar yang begitu banyak dan tidak terlukiskan. Sebagai motivasi bagi seluruh kaum mukminin agar selalu optimis dalam menatap hidup, baik ketika senang maupun susah. Rasulullah bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ اْلمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهًُ خَيْرٌ وَ لَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ, إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَ إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Alangkah mengherankan sekali perkaranya orang mukmin, seluruh perkaranya adalah baik. Tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika diberi kenikmatan dia bersyukur, maka hal itu adalah baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, maka hal itu baik pula baginya.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada saudara kami al-Akh Danang Fatkhurrahman yang banyak membantu penulis dalam proses penerbitan. Semoga Alloh membalas kebaikannya dengan kebaikan yang banyak.
Akhirnya, semoga risalah ini dapat bermanfaat bagi saudara kami di manapun berada. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa meniti jalannya. Amiin.
Unaizah-Saudi Arabia, 21-Syawal-1428 H
Penulis
Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman al-Atsari

MAKNA DAN HAKEKAT SABAR
Sabar secara etimologi bermakna mencegah dan menahan.
Sahabat mulia Ali bin Abi Tholib berkata: “Ketahuilah sabar termasuk keimanan, ia bagaikan sebuah kepala dengan jasadnya, tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar, sebagaimana tidak berarti sebuah jasad tanpa kepala. Tuturnya lagi: “Sabar adalah tunggangan yang tidak menggelincirkan”.
Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: “Sabar adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh, serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran”.
Sabar merupakan akhlak mulia yang muncul dari dalam jiwa, dapat mencegah perbuatan yang tidak baik. Dia adalah kekuatan jiwa yang dengannya akan tegak dan baik segala perkara”.

KEUTAMAAN SABAR DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH

AL-QUR'AN
Karena pentingnya masalah sabar dan agungnya kedudukan sabar dalam agama ini, serta butuhnya manusia terhadap kesabaran, Al-Qur'an menyebutkan keutamaan sabar dalam banyak tempat.
Imam Ahmad berkata: “Keutamaan sabar Alloh sebutkan dalam Al-Qur’an pada sembilan puluh tempat!". Berikut ini sebagian keutamaan sabar yang tertuang dalam Al-Qur'an:
1.Perintah untuk bersabar dan larangan dari kebalikannya.
Alloh berfirman:

Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah. (QS.an-Nahl: 127).
Firman Alloh yang lain:

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan adzab bagi mereka. (QS.Al-Ahqof: 35).
2.Pujian bagi orang yang sabar
Alloh berfirman:

Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Baqoroh: 177).
Alloh juga berfirman:

Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada RabbNya. (QS.Shaad: 44).
Alloh memberikan gelar sebaik-baiknya hamba kepada Ayyub karena ia seorang yang sabar, ini menunjukkan bahwa orang yang tidak sabar ketika ditimpa musibah maka ia sejelek-jeleknya hamba.
3. Alloh bersama orang yang sabar
Kebersamaan Alloh kepada orang yang bersabar adalah kebersamaan yang khusus. Alloh akan menjaga, menolong dan selalu memberinya kekuatan. Perhatikan firman Alloh berikut ini:

Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.al-Anfal: 46).
Abu Ali ad-Daqoq berkata: "Orang-orang yang sabar telah pergi dengan membawa kebaikan dunia dan akherat. Karena mereka telah meraih kebersamaan Alloh".
4.Mendapat keberuntungan
Berdasarkan firmanNya:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Alloh supaya kamu beruntung. (QS.Ali Imron: 200).
Perhatikanlah wahai saudaraku, Alloh mengaitkan keberuntungan dengan perkara-perkara diatas, tidakkah kita bersegera berhias dengan kesabaran agar meraih keberuntungan?.
Imam Al-Baghowi berkata: “Bersabarlah atas kenikmatan dan musibah yang melanda, bersiap siagalah di negeri musuh dan bertakwalah kepada Alloh agar kalian beruntung".
5.Ganjaran yang tidak terbatas
Berdasarkan Firman Alloh:

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Az-Zumar: 10).
FirmanNya yang lain:

Mereka itu di beri pahala dua kali di sebabkan kesabaran mereka. (QS.Al-Qashas: 54).
Berkata Sulaiman bin Qoshim: “Setiap amalan dapat di ketahui ganjarannya kecuali kesabaran”. Kemudian beliau membaca ayat Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Yaitu seperti air yang tercurah deras".
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan: “Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali, hingga tidak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya, karena tidak bisa diukur dengan bilangan. Bahkan lagi, pahala sabar termasuk perkara yang maklum disisi Alloh, tanpa bisa dibatasi, tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kesabaran itu pahalanya tanpa batas”.
7.Kabar gembira bagi orang yang sabar
Alloh berfirman:

Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.al-Baqoroh: 155-157).
Sebagian salaf berkata: "Mengapa aku tidak bersabar, padahal Alloh telah menjanjikan kesabaran dengan tiga perangai, setiap perangai lebih baik dari dunia dan seisinya".
8.Alloh mencintainya
Alloh berfirman:

Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (QS.Ali Imran: 146).
Meraih kecintaan Alloh adalah pemberian yang paling besar bagi seorang hamba. Apabila Alloh telah mencintai seorang hamba, maka kebaikan akan datang dari segala arah, kejelekan dan gangguan akan sirna dan akan terwujud kebahagiaan dunia-akherat.
9.Pertolongan diraih dengan sabar dan takwa
Alloh berfirman:

Benarlah, jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Alloh menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.(QS.Ali Imron 125).
10.Meraih kepemimpinan
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: “Dengan sabar dan yakin, kepemimpinan dalam agama dapat diraih. Kemudian beliau membaca ayat Alloh:

Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (QS.As-Sajdah: 24).
11.Aman dari tipu daya musuh
Alloh berfirman:

Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (QS.Ali Imran: 120).
Imam Ibnu Katsir berkata: "Alloh mengarahkan orang-orang mukmin kiat agar selamat dari kejelekan orang yang jahat dan tipu daya musuh dengan menggunakan kesabaran dan takwa serta tawakkal kepadaNya yang mana dia Maha Mengetahui para musuh. Tidak ada daya dan kekuatan bagi mereka kecuali dengan pertolongan Alloh".
12.Meraih ampunan dan pahala yang besar
Alloh berfirman:

Kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS.Hud: 11)
13.Meraih kemuliaan dan kedudukan
Alloh mengabarkan tentang nabi Yusuf bahwa kesabaran dan takwanya menghantarkan menjadi seorang yang terpandang dan mulia. Alloh berfirman:

Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS.Yusuf: 90).
Syaikh Abdurrahman as-Sa'di mengatakan: "Yaitu orang yang menjaga diri untuk tidak mengerjakan apa yang Alloh haramkan dan bersabar atas musibah serta sabar dalam menjalankan perintahNya, maka semua ini termasuk perbuatan baik, dan Alloh tidak akan menyia-nyiakan pahala orang berbuat baik".
14.Malaikatpun mengucapkan salam kepada orang yang sabar
Alloh berfirman:

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum"(keselamatan atasmu berkat kesabaranmu) Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS.ar-Ra'd: 22-24).
Fudhail bin Iyadh ketika menjelaskan firman Alloh Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu) dia berkata: "Mereka mendapatkannya karena mereka bersabar atas perkara yang di perintahkan dan menjauhi yang di larang".
15.Pahala Alloh lebih baik
Alloh berfirman:

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar". (QS.al-Qosos: 80).

AS-SUNNAH
Adapun keutamaan sabar dalam as-Sunnah, diantaranya adalah:
1.Pemberian yang paling baik
Rasululloh bersabda:
وَ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَ أَوْسَعَ مِنَ اْلصَّبْرِ
Tidaklah seorang insan diberikan pemberian yang lebih baik lagi luas dibandingkan kesabaran.
Hasan Al-Bashri berkata: “Sabar adalah perbendaharaan dari perbendaharaan kebaikan, tidaklah Alloh memberikannya kecuali kepada hamba-hamba yang mulia di sisinya".
2.Sabar adalah sinar penerang
Berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِيْ مَالِكٍ الأَشْعَرِيْ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ, وَ اْلحَمْدُ ِللهِ تَمْلأُ اْلِميْزَانَ, وَ سُبْحَانَ اللهِ وَ اْلحَمْدُ ِللهِ تَمْلآنِ أَوْ تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضِ, وَ الصَّلاَةُ نُوْرٌ, وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ, وَ الصَّبْرُ ضِيَاءٌ.
Dari Abu Malik Al-Asy’ari bahwasanya Rasululloh bersabda: Kebersihan adalah bagian dari iman, kalimat Al-Hamdulillah dapat memenuhi timbangan, Subhanalloh dan Al-Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, shadaqoh adalah bukti, dan sabar adalah sinar penerang.
Berkata Al-Hafizh Ibnu Rojab Al-Hanbali : “Tatkala kesabaran itu berat bagi jiwa, maka dibutuhkan kesungguhan dalam menahan diri dari apa yang ia senangi, karena itu sabar merupakan sinar penerang”.
3.Kebahagiaan bagi orang yang bersabar
Dari Miqdam bin al-Aswad bahwasanya dia mendengar rasulullah bersaba:
إِنَّ السَّعِيْدَ لِمَنْ جُنِّبَ اْلفِتَنُ إِنَّ السَّعِيْدَ لِمَنْ جُنِّبَ اْلفِتَنُ إِنَّ السَّعِيْدَ لِمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنُ وَلِمَنْ ابْتُلِىَ فَصَبَرَ
Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhi dari fitnah (beliau mengucapkan tiga kali) dan orang yang diuji kemudian bersabar.
4.Surga adalah balasannya
Tidak ada balasan yang lebih besar bagi orang yang bersabar melainkan meraih surga Alloh. Cermati gambaran hadits berikut:
Atho' bin Abi Rabbah berkata, Ibnu Abbas pernah bercerita kepadaku, "Maukah aku tunjukan kepadamu wanita penghuni surga?, ada seorang wanita yang datang kepada nabi dan berkata, "Wahai nabi aku menderita penyakit sejenis ayan, apabila penyakit itu kumat aku tidak sadar sampai membuka auratku, berdoalah kepada Alloh agar menyembuhkanku. Nabi berkata, "Apabila kamu mau sabar maka bagimu surga, tetapi apabila tidak, saya bisa mendokanmu kepada Alloh. Wanita tadi menjawab, "Baiklah aku bersabar, tapi doakan agar aku tidak sampai membuka aurat. Nabipun mendoakannya".
5.Meraih derajat yang tinggi
إِنَّ اْلعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنَ اللهِ مَنْزِلَةٌ, لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلاَهُ اللهُ فِيْ جَسَدِهِ, أَوْ فِيْ مَالِهِ أَوْ فِيْ وَلَدِهِ ثُمَّ صَبَّرَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِيْ سَبَقَتْ لَهُ مِنْهُ
Ada seorang hamba yang meraih kedudukan mulia disisi Alloh bukan karena amalannya. Alloh memberi cobaan pada badannya atau hartanya atau anaknya kemudian Alloh menjadikannya bersabar, hingga ia dapat meraih derajat mulia.

MUTIARA HIKMAH ULAMA SALAF TENTANG KESABARAN

Adapun sabar dalam pandangan ulama salaf, mereka mempunyai ungkapan beragam tentangnya. Berikut ini sebagian mutiara hikmah para ulama salaf tentang kesabaran:
1.Umar bin Khaththab berkata: "Sebaik-baiknya kehidupan yang kami dapati adalah dengan kesabaran".
2.Ali bin Abi Tholib berkata: “Ketahuilah sabar termasuk keimanan, ia bagaikan sebuah kepala dengan jasadnya, tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar".
3.Abdullah bin Mas'ud berkata: "Keimanan itu ada dua bagian, setengah untuk sabar dan setengah untuk syukur".
4.Umar bin Abdil Aziz berkata: "Tidaklah Alloh memberi sebuah nikmat kepada seorang hamba, kemudian Dia mencabutnya dan menggantikannya dengan kesabaran, melainkan apa yang Alloh gantikan itu lebih baik dari apa yang hilang".
5.Seorang bijak berkata: "Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya akan tetapi balasannya lebih manis dari madu".

MACAM-MACAM SABAR

Sabar sebagaimana penjelasan para ulama, terbagi menjadi tiga;
Pertama: Sabar menjalankan ketaatan kepada Alloh
Alloh berfirman:

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru RabbNya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajahNya. (QS.Al-Kahfi: 28).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Sabar dalam mengerjakan ketaatan kepada Alloh lebih utama dan sempurna daripada menjauhi keharamanNya, karena kemaslahatan (manfaat) mengerjakan ketaatan lebih disukai oleh Alloh daripada kemaslahatan menjauhi maksiat. Dan lagi kerusakan tidak adanya ketaatan lebih di benci oleh Alloh daripada kerusakan adanya maksiat”.
Alloh juga berfirman:

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (QS.Thaha: 132).
Imam Ahmad bin Qudamah berkata: “Orang yang ingin sabar dalam menjalankan ketaatan, perlu memperhatikan keadaan berikut;
1. Sebelum beribadah hendaklah ia meluruskan niatnya, ikhlas dan sabar agar terjaga dari penyakit riya dan sum’ah.
2. Ketika sedang beribadah hendaklah ia jangan lalai dari pengawasan Alloh, jangan malas dari mengerjakan sunnah-sunnah dan adab-adabnya, sabar melawan rasa malas hingga selesai dari ibadahnya.
3. Setelah selesai ibadah, hendaklah ia sabar dari menyebarkannya, tidak pamer dihadapan manusia dengan maksud riya atau sum’ah. Maka barangsiapa yang tidak sabar setelah bershodaqoh dengan menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati si penerima, sia-sia belaka amalannya”.
Kedua: Sabar menjauhi larangan Alloh
Seperti sabarnya Nabi Yusuf ketika istri tuannya menggoda dan mengajak berbuat maksiat, dengan benteng keimanan dan kesabaran, nabi Yusuf selamat dari larangan Alloh. Alloh mengisahkan:

Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh. (QS.Yusuf : 33).
Seorang manusia selalu butuh kesabaran dalam setiap kondisi, karena ia senantiasa berada dalam perintah yang wajib dilaksanakan, dan larangan yang wajib ditinggalkan. Berada di atas taqdir Alloh, serta kenikmatan yang wajib di syukuri. Apabila semua perkara ini tidak bisa lepas dari dirinya, maka kesabaran harus senantiasa ada sampai matinya.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata: “Sabar dalam menjauhi keharaman Alloh, yaitu seorang manusia hendaklah menahan diri dari yang Alloh haramkan, karena jiwa ini senantiasa memerintahkan kejelekan. Hendaklah manusia sabar menjauhi keharaman Alloh, semisal dusta dan menipu dalam pergaulan, makan harta yang batil dengan cara riba, atau zina, minum khomer, mencuri dan ragam lainnya dari bentuk kemaksiatan yang sangat banyak”.
Ketiga: Sabar menerima taqdir ketetapan Alloh
Ketahuilah ketetapan yang Alloh tetapkan bagi seorang hamba di dunia ini, terbagi menjadi dua macam;
Pertama; Ketetapan yang sesuai dengan keinginannya berupa keselamatan, harta yang melimpah, kedudukan, dan seluruh perkara kelezatan duniawi. Maka seorang hamba hendaklah bersabar dalam menghadapinya, janganlah ia tertipu dan asyik dengan kelezatan dunia hingga lalai dari akhirat. Hendaklah ia menjaga hak Alloh dalam hartanya dengan berinfaq, serta badannya dengan berbuat kebaikan dan ketaatan. Barangsiapa yang tidak menjaga dirinya dari gemerlap dunia dan malah cinta terhadapnya, maka akan membawanya menjadi orang yang sombong lagi zhalim.
Rasulullah bersabda:
فَوَاللهِ لاَ الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلىَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا وَتُهْلِكُكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
Demi Alloh, bukan kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi aku khawatir apabila dunia telah dibentangkan bagi kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada umat-umat sebelum kalian. Mereka berlomba-lomba sebagaimana kalian juga berlomba-lomba mengejarnya, yang menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka binasa.
Berkata sahabat mulia Abdurrahman bin A’uf : “Kami diuji dengan kesengsaraan maka kami mampu bersabar, akan tetapi tatkala kami diuji dengan kenikmatan, tidaklah kami mampu bersabar”.
Maka wahai para hamba yang beriman hendaklah kita bersabar dari semua kenikmatan ini, bersabar yang diikuti dengan syukur. Syukur yang tidak sempurna kecuali dengan memenuhi rukun-rukunnya.
Kedua; Ketetapan Alloh berupa musibah dan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh jiwa. Musibah, ujian dan cobaan merupakan sunnatulloh yang Alloh telah tetapkan dalam kehidupan seorang insan. Bahkan hal itu termasuk tujuan yang agung dari penciptaan manusia. Alloh berfirman:

Supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. (QS.Al-Mulk: 2).
Alloh juga berfirman:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al ‘Ankabut: 2-3).
Firman Alloh yang lain:

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Alloh?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu amat dekat. (QS.Al-Baqoroh: 214).
Pahamilah wahai saudaraku, bahwa musibah yang menimpa kita adalah ketetapan Alloh yang tidak bisa ditolak, bersabar dan terimalah ketetapan ini dengan hati lapang, agar derita musibah tidak bertambah berat. Alloh berfirman:

Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS.al-Hadid 22).
Alloh berfirman pula:

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.at-Thaghabun 11).
Al-Qomah berkata, "Ayat ini tentang musibah yang menimpa seseorang kemudian dia menyadari bahwa itu semua dari Alloh, maka dia ridha dan menerimanya".
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Sabar adalah wajib berdasarkan kesepakatan ummat. Dan dia termasuk setengah keimanan. Karena keimanan mempunyai dua bagian, sebagian untuk sabar dan sebagian yang lain untuk bersyukur".
Rasululloh bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ اْلمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهًُ خَيْرٌ وَ لَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ, إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَ إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
Alangkah mengherankan sekali perkaranya orang mukmin, seluruh perkaranya adalah baik. Tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika diberi kenikmatan dia bersyukur, maka hal itu adalah baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, maka hal itu baik pula baginya.
Rasulullah bersabda pula:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ. لاَ تَزَالُ الرِّيَاحُ تُفِيْئُهُ وَلاَ يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيْبُهُ بَلاَءٌ.
Permisalan seorang mukmin seperti tanaman, angin akan senantiasa menerpanya. Seorang mukmin itu akan selalu ditimpa cobaan.
Imam Ibnul Jauzy berkata, "Dunia ini dijadikan sebagai tempat cobaan bagi manusia. Hendaknya bagi orang yang berakal untuk selalu melatih diri agar bersabar. Apa yang diraih manusia berupa keinginannya adalah kemurahan dari Alloh, dan apa yang tidak dia dapat merupakan asal dari tujuan dunia ini".

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH

Ketahuilah wahai saudaraku…, waktu dan hari akan terus bergulir. Alloh berfirman

Dan hari-hari itu, Kami pergilirkan di antara manusia. (QS.Ali Imran 140).
Adakalanya kita merasakan nikmat, senang dan bahagia, namun suatu haripun kita bisa tertimpa musibah, dan cobaan. Saudaraku seiman… musibah secara umum mengandung hikmah yang agung bagi yang mau merenungi dan berfikir tentangnya. Karena tidaklah suatu yang di tetapkan oleh Alloh kecuali baik bagi para hamba, sekalipun menurut pandangan manusia buruk. Rasulullah bersabda,

الْخَيْرُ بِيَدَيْكَ وَ الشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ
Kebaikan itu ada di tanganMu dan kejelekan tidak disandarkan kepadaMu.
Lantas apa hikmahnya di balik semua musibah yang terjadi di dunia ini? Jawabnya;

1.Alloh Maha Kuasa
Hal ini sebagai teguran bagi kita semua, bahwa manusia adalah lemah, Alloh yang Maha Kuasa. Dia mampu menentukan bagi hambanya senang dan susah, tidak ada seorangpun yang dapat mengelak.
Sebagian salaf mengatakan, "Termasuk sunnatulloh Alloh menyeru hambanya agar beribadah kepadaNya di saat lapang dan mendapat nikmat. Agar mereka kembali kepada Alloh dengan nikmat-nikmat tersebut. Apabila para hamba tidak melakukannya, maka Alloh akan menguji dengan sakit dan kesusahan, agar mereka sadar dan kembali kepada Alloh.

2.Sebagai intropeksi bagi manusia
Bisa jadi dengan musibah yang menimpa kita, hal itu sebagai bahan intropeksi diri, mungkin kita pernah berbuat kesalahan, sombong semasa sehat dan senang, lalai akan kewajiban yang Alloh embankan, meremehkan dosa, dan lain-lain. Intropeksilah diri kita masing-masing, sadarlah dari kelalaian. Alloh berfirman;

Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Luhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS.al-Hadiid 22-23).
Sufyan bin Uyainah mengatakan: "Apa yang dibenci seorang hamba hal itu lebih baik baginya daripada perkara yang dia senangi. Karena apabila dia mendapat sesuatu yang tidak disenangi akan mendorongnya untuk berdoa, sedangkan bila mendapat perkara yang disenangi akan membuatnya lalai".

3.Buruk menurut manusia belum tentu buruk di sisi Alloh
Inilah hikmah yang agung yang sering kali kita tidak sadari, tidak semua musibah yang kita pandang buruk akan buruk pula di sisi Alloh. Alloh Maha Bijaksana, Dia pencipta manusia, maka Dia pula yang lebih tahu kebaikan bagi para hambanya. Alloh berfirman;

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah:216).
Hasan al-Bashri mengatakan, "Janganlah engkau membenci musibah yang terjadi. Betapa banyak perkara yang engkau benci ternyata di dalamnya tersimpan kunci kebahagiaan, dan betapa banyak perkara yang engkau senangi padahal di dalamnya adalah kehancuran bagimu".

4.Agar kalian kembali kepada Alloh
Tidaklah musibah yang menghampiri kecuali hal itu sebagai teguran agar kita kembali kepada Alloh. Apabila kita sering berbuat dosa, berbuat maksiat, maka musibah adalah pelajaran bagi kita agar kembali dan taubat kepadaNya. Alloh berfirman;

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.ar-Ruum: 41).
Syaikhul Islam mengatakan, "Musibah yang engkau terima dari Alloh adalah lebih baik bagimu daripada kenikmatan yang melalaikanmu dari mengingat Alloh".

5.Cobaan Yang Membawa Kebaikan
Alloh berfirman;

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS.al-Baqarah 155).
Imam Ibnul Qayyim mengatakan, "Andaikan tidak ada cobaan dan musibah di dunia ini, niscaya manusia akan tertimpa penyakit sombong, bangga diri, dan kerasnya hati. Semua itu akan membawa kebinasaan baik di dunia dan akherat. Maka dengan rahmatNya yang agung, Alloh memberi musibah pada sekali waktu, sebagai penjagaan dari penyakit berbahaya ini. Maha suci Alloh dengan segala rahmatNya atas ujian dan cobaan ini".

6.Meraih kemudahan setelah kesulitan
Tidak ada kesulitan kecuali akan datang setelahnya kemudahan, dengan syarat kita bersabar dan yakin akan janji Alloh. Alloh berfirman;

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS.al-Insyirah 5).
Rasulullah bersabda;
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ
Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, dan kemudahan itu bersama kesulitan.

KIAT MERAIH KESABARAN

Lalu bagaimana agar kita bersabar dalam menerima musibah? Berikut sebagian kiat-kiat meraih kesabaran.
1.Hendaklah disadari bahwa musibah yang menimpa kita adalah ketentuan Alloh.
2.Ingatlah besarnya ganjaran orang yang tertimpa musibah dan bersabar diatasnya.
3.Ketahuilah bahwa musibah di dunia ini lebih ringan dibandingkan musibah akherat.
4.Hendaklah kita ingat hari-hari sehat dahulu, sehingga bisa intropeksi diri dan memperbaiki kehidupan dengan ketaatan.
5.Menyadari bahwa kasih sayang Alloh kepada hambanya sangat besar.
6.Bisa jadi musibah yang menimpa kita adalah untuk menolak musibah yang lebih besar lagi.
7.Manusia yang paling mulia dari kalangan para nabi dan rasul mereka pun diberi cobaan, maka jadikanlah hal itu sebagai motivasi untuk sabar atas musibah.

INDAHNYA KISAH MEREKA

Cukuplah kami paparkan beberapa kisah orang-orang yang sabar, sebagai ibroh dan pelajaran bagi kita semua akan pentingnya arti sabar.
Pertama: Nabi Ayyub dan penyakitnya
Nabi Ayyub adalah seorang hamba yang shalih. Alloh jadikan dirinya sebagai teladan dalam kesabaran. Dahulu sebelum ditimpa musibah beliau adalah seseorang yang berkecukupan. Alloh telah memberinya kekayaan, harta dan anak. Kemudian Alloh mengujinya dengan penyakit yang menimpa badan dan menghilangkan kekuatannya. Beliau menjadi miskin dan dijauhi kerabat dan teman. Cobaan ini berjalan 18 tahun, tidak ada yang tersisa kecuali istri dan dua sahabatnya. Berkat kesabaran yang agung akhirnya Alloh mengembalikan kesehatannya dan apa yang dimilikinya dahulu. Kisah nabi Ayyub telah diabadikan al-Qur'an dalam surat al-Anbiya ayat 83-84, dan surat Shaad ayat 41-44.
Kedua; Rasululloh bersama putranya Ibrahim.
Tatkala Alloh mengambil nyawa Ibrohim -saat berusia delapan belas bulan-Rasulullohpun menciumnya dan meneteslah kedua matanya mencucurkan air mata tanda kesedihan, hingga sahabat Abdurrahman bin A’uf bertanya: “Engkau menangis ya Rasululloh? Rasululloh menjawab: “Wahai Ibn A’uf sesungguhnya ini adalah Rahmat!, mata boleh menangis, hati boleh bersedih akan tetapi kita tidak mengatakan kecuali yang diridhoi Alloh, dan kami berpisah denganmu wahai Ibrohim sangat bersedih.
Lihatlah kesabaran Rasululloh menerima ketetapan Alloh, sebagai manusia biasa iapun menangis dan bersedih, tetapi tidaklah keluar dari lisannya yang mulia kecuali ucapan yang diridhoi Alloh.
Ketiga; Ummu salamah dan kematian suaminya
Ummu Salamah berkata: “Aku mendengar Rasululloh bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah kemudian ia mengucapkan yang Alloh perintahkan Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un, Allohumma’ Jurni Fi Mushibati Wakh Lufli Khoiron Minha (Sesungguhnya kami hanyalah milik Alloh, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya jua, Ya Alloh berilah kami pahala terhadap musibahku ini, dan gantikanlah dengan yang lebih baik darinya) kecuali Alloh akan gantikan dengan yang lebih baik dari musibah tersebut”. Ummu Salamah berkata: “Tatkala suamiku Abu Salamah meninggal aku mengatakan dalam diriku siapakah seorang muslim yang lebih baik dari Abu Salamah? Dialah keluarga pertama yang hijrah kepada Rasululloh , kemudian aku pun membaca do’a diatas, maka Allohpun menggantikannya untukku dengan yang lebih baik yaitu Rasululloh.
Keempat; Abu Qilabah dan Kesabarannya
Abu Qilabah adalah seorang tabiin mulia, akan tetapi kondisinya sangat merenyuhkan hati. Beliau kehilangan kedua kaki dan tangannya, mata dan pendengarannya sudah melemah, tidak ada bagian tubuh yang bermanfaat kecuali lisannya. Beliau selalu berdoa, Ya Alloh, tunjukilah aku untuk memujiMu dengan pujian yang sebanding, sebagai rasa syukur atas nikmat dan keutamaan yang Engkau berikan kepadaku. Suatu hari Abdullah bin Muhammad bertanya kepadanya, "Mengapa engkau selalu mengulang-ulang doamu, sebenarnya nikmat apa sih yang telah diberikan kepadamu?" Abu Qilabah berkata, "Tidakkah engkau melihat apa yang diperbuat oleh Rabbku? Demi Alloh, andaikan Alloh memerintahkan langit untuk mengirim api dan membakarku. Memerintahkan gunung agar menimpaku dan laut agar menenggelamkanku, tidaklah hal itu kecuali menambah rasa syukurku kepadaNya, karena dia telah memberi nikmat lisan ini". Abu Qilabah berkata lagi, "Aku punya kebutuhan, sudikah engkau membantuku? Aku ini orang yang lemah, aku punya seorang anak kesayangan yang selalu menemaniku, dia yang mewudhukanku saat tiba waktu shalat, apabila aku lapar, dia yang memberi makan, apabila aku haus, dia yang memberi minum, tetapi sudah tiga hari ini aku kehilangan dia, tolong carikan dimana dia. Aku berkata, "Sungguh tidak ada pahala yang lebih besar disisi Alloh daripada orang yang berjalan untuk memenuhi kebutuhanmu". Aku mulai berjalan mencari anak tersebut, baru beberapa meter aku melihat tumpukan bebatuan dan aku dapati anak yang kucari telah dimangsa binatang buas!. Melihat itu aku hanya bisa mengucapkan Inna Lillah wa Inna Ilaih Raji'un. Sampai di rumah Abu Qilabah, aku langsung mengucapkan salam, Abu Qilabah membalasnya dan berkata, "Bukankah engkau sahabatku?" Aku menjawab, Benar. "Bagaimana kebutuhanku?", tanya Abu Qilabah. Aku berkata, "Engkau lebih mulia disisi Alloh ataukah Nabi Ayyub lebih mulia? Nabi Ayyub lebih mulia, jawab Abu Qilabah. Aku bertanya lagi, "Bukankah kita tahu cobaan yang diberikan kepada nabi Ayyub? Beliau diuji dalam hartanya, keluarganya dan anak-anaknya, Benar demikian jawab Abu Qilabah. Aku berkata lagi, "Bagaimna sikap nabi Ayyub menerima cobaan itu? Abu Qilabah menjawab, "Dia bersabar, bersyukur dan selalu memuji Alloh". Akhirnya dengan berat hati aku berkata, "Sesungguhnya anak kesayanganmu yang engkau cari telah meninggal dimangsa binatang buas. Semoga Alloh memberi kesabaran dan pahala yang besar kepadamu". Abu Qilabah menjawab, "Segala puji bagi Alloh yang tidak menjadikan satupun dari keturunanku yang memaksiatiNya". Kemudian Abu Qilabah mengucapkan Inna Lillah wa Inna Ilaih Raji'un sambil mengeluarkan isak tangis. Tidak berselang lama akhirnya beliau meninggal dunia. Tatkala pemakaman selesai, aku kembali ke rumah. Di waktu malam aku tertidur dan bermimpi melihat Abu Qilabah di surga memakai perhiasan surga, dia membaca ayat

keselamatan atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu .(QS.ar-Ra'd 24).
Aku bertanya: bukankah engkau adalah sahabatku? Dia menjawab: Benar. Bagaimana engkau meraih itu semua? Abu Qilabah menjawab, "Sesungguhnya Alloh mempunyai tingkatan yang tidak bisa diraih kecuali dengan kesabaran ketika tertimpa musibah, bersyukur ketika senang dengan selalu takut kepada Alloh secara tersembunyi maupun terang-terangan".

PENUTUP

Inilah akhir yang dapat kami kumpulkan tentang pembahasan sabar. Semoga Alloh memberi kesabaran kepada kita semua, kesabaran yang membawa kebahagiaan di dunia dan akherat. Kami memohon ampun kepada Alloh apabila dalam penulisan risalah ini terdapat kesalahan. Semoga usaha sederhana ini dinilai sebagai amalan sholih yang dapat memberatkan timbangan di hari akhir kelak. Amiin.Allohu A'lam.

0 komentar: