Senin, 30 November 2009

Keajaiban Sedekah

Oleh Abu Abdillah al-Atsari

Tidak dipungkiri, bahwa tabiat manusia senang terhadap harta. Alloh menggambarkan dalam firmanNya:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS.Ali Imran: 14).
Akan tetapi, kesenangan terhadap harta ini harus diatas koridor syar'i. Kesenangan yang bertujuan baik semisal untuk memberi nafkah, berinfak pada jalan kebaikan, menyambung tali silaturrahim, membantu orang-orang yang membutuhkan dan lain sebagainya. Ini adalah kesenangan terhadap harta yang terpuji, karena niatnya mulia. Bukan sebaliknya, mencintai harta hanya untuk bangga-banggaan, sombong kepada orang lain, atau menggunakannya ke jalan yang haram...

Imam Ibnu Katsir mengatakan: "Mencintai harta, kadangkala hanya untuk berbangga diri, sombong dan takabbur kepada orang yang lemah, merasa besar diatas orang yang miskin, maka ini adalah tercela. Terkadang pula mencintai harta untuk tujuan mulia, seperti memberi nafkah kepada kerabat, menyambung tali silaturahim, niat beribadah, menyalurkannya pada pintu kebaikan dan ketaatan, maka hal ini adalah terpuji secara agama".
Sedekah adalah salah satu amalan kebajikan yang dianjurkan oleh agama kita yang mulia ini. Pahala dan keutamaannya sangat ranum untuk dipetik, sebagaimana pembaca akan mengetahuinya sebentar lagi insya Alloh.
Para pembaca yang mulia, risalah ini adalah buah usaha sederhana penulis untuk menjelaskan urgensi sedekah dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebuah upaya dalam mendorong ummat agar bersedekah, meluruskan pemahaman keliru bahwa sedekah hanya mengurangi harta, menggambarkan dengan gambaran yang kongkrit bahwa sedekah benar-benar menakjubkan pengaruh dan dampak positifnya. Bersumber dari dalil-dalil yang valid, al-Qur'an dan as-Sunnah dan ucapan para ulama salafus shalih. Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh seorang hamba yang selalu mengharap ampunan Rabbnya
Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman Salim.
Unaizah, 27-Dzulhijjah-1428 H.

MAKNA DAN HAKEKAT SEDEKAH

Imam al-Ashfahani mengatakan: "Sedekah adalah apa yang dikeluarkan seorang insan dari hartanya untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Contohnya seperti zakat. Akan tetapi, kata sedekah lebih sering digunakan untuk sedekah yang sunnah, sedangkan zakat untuk sedekah yang wajib".
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata: "Dinamakannya sedekah, karena dengan sedekah menunjukkan kejujuran orang yang memberinya. Harta itu disenangi oleh jiwa, apabila engkau mensedekahkan apa yang engkau senangi, maka hal itu sebagai dalil bahwa engkau jujur dan tulus dalam melakukannya".
Syaikh Atiyyah Muhammad Salim berkata: "Sedekah itu tidak sebatas dengan harta atau yang senilai dengan harta, akan tetapi mencakup semua amalan salih, berupa ucapan yang baik, bermanis muka, menolong orang dengan membawakan barangnya ke kendaraan, atau memberi keringanan orang yang kesulitan. Bahkan ibadah kepada Alloh bisa jadi sedekah seorang muslim kepada saudaranya. Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadits ketika ada orang yang datang saat para sahabat telah selesai shalat ashar, Rasulullah berkata: "Siapakah yang mau bersedekah kepada orang ini dengan shalat bersamanya? , yaitu siapakah yang mau mengulang shalat bersamanya. Maka Abu Bakar bersedekah dengan menemani shalat bersamanya.

ANJURAN DAN KEUTAMAAN SEDEKAH

Anjuran dan keutamaan sedekah sangat banyak sekali, tertuang dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Berikut ini sebagian yang dapat kami kumpulkan perihal keutamaan dan anjuran bersedekah;

AL-QUR'AN
1.Melaksanakan perintah Alloh
Tidak ragu lagi, orang yang menunaikan sedekah, baik yang wajib atau yang sunnah berarti dia telah merealisasikan perintah Alloh yang tertuang dalam firmanNya:

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu, sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim. (QS.al-Baqoroh: 254).
Syaikh Abdurrahman as-Sa'di berkata: "Alloh menganjurkan kepada segenap kaum muslimin untuk berinfak pada seluruh jalan kebaikan. Alloh mengingatkan mereka bahwa nikmat yang didapat manusia adalah pemberian Alloh, Dia yang telah memberikan rezki, Dia yang telah mencurahkan aneka ragam kenikmatan. Alloh tidak memerintahkan untuk mengeluarkan seluruh harta yang mereka miliki, akan tetapi Alloh menggunakan huruf "Min" yang menunjukkan sebagian. Inilah yang seharusnya mendorong manusia untuk berinfak. Alloh mengabarkan pula bahwa infak dan sedekah mereka akan menjadi tabungan di sisi Alloh sebagai bekal pada hari yang mana saat itu tidak berguna lagi jual beli dan semisalnya".
2.Mensucikan jiwa
Sedekah yang kita tunaikan adalah sebagai pembersih jiwa dari penyakit cinta harta, sebagai dalil akan ketulusan iman seseorang. Alloh berfirman:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.at-Taubah:103).
Imam Ibnul Jauzi mengatakan: "Tidak dipungkiri bahwa jiwa ini mencintai harta, karena harta salah satu penyebab bertahannya badan. Akan tetapi kecintaan ini kadang kala bertambah pada sebagian hati orang. Hingga jadilah harta itu dicintai karena dzatnya bukan karena sebagai perantara untuk menggapai tujuan yang hakiki!!?".
3.Ganjaran yang berlipat ganda
Alloh berfirman:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS.al-Baqoroh: 261).
Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: "Ayat ini seolah-olah bagaikan penjelas tentang ukuran kelipatan pahala yang disiapkan bagi orang yang berinfak. Alloh membuat permisalan seperti ini agar tergambar dalam akal manusia. Dia membuat permisalan dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir berisi seratus biji. Hingga hati terasa melihat langsung berlipatnya pahala infak, sebagaimana mata melihat langsung terhadap benih-benih tersebut. Yang pada akhirnya terkumpullah kenyataan realita dan kenyataan iman, hingga iman orang yang berinfak semakin kuat dan jiwanya terdorong untuk berinfak".
4.Penghapus kesalahan dan dosa
Manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Tidak ada yang maksum di dunia ini kecuali para nabi dan rasul. Dengan hikmahnya yang agung, Alloh menjadikan sedekah sebagai salah satu penghapus dosa dan kesalahan yang kita perbuat. Alloh berfirman:

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.al-Baqoroh: 271).
Rasulullah bersabda:
وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَاءُ النَّارَ.
Dan sedekah menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.
Dikisahkan bahwa Ali bin Husain selalu membawa roti di kegelapan malam untuk dibagikan kepada fakir miskin. Beliau berkata: "Sesungguhnya sedekah di kegelapan malam akan menghilangkan kemurkaan Rabb Azza wa Jalla", kemudian beliau menyitir ayat diatas.
5.Kebaikan sempurna diraih dengan sedekah
Alloh berfirman:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS.Ali Imran: 92).
6.Sifat orang yang bertakwa
Alloh berfirman:

Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (QS.al-Baqoroh: 1-3).
7.Aman dari hari yang menakutkan
Alloh berfirman:

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.al-Baqoroh: 274).
Imam Ibnu Katsir mengatakan: "Ini adalah pujian dari Alloh bagi orang-orang yang berinfak di jalanNya. Orang-orang yang hanya mencari keridhoan Alloh di setiap waktu baik siang maupun malam. Mencari keridhoanNya di setiap keadaan, secara tersembunyi atau terang-terangan".
8.Tidak akan dirugikan
Alloh berfirman:

Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.al-Anfal: 60).
FirmanNya dan kamu tidak akan dirugikan yaitu tidak dirugikan sedikitpun terhadap apa yang kalian sedekahkan di jalan Alloh. Bahkan pahalanya menjadi penuh dan sempurna.
9.Diganti dengan yang lebih baik
Jangan khawatir dengan sedekah yang kita keluarkan, karena Alloh akan menggantinya, perhatikan firman Alloh berikut ini:

Katakanlah: "Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS.Saba': 39).
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ الآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
Tidaklah berpagi hari seorang hamba, kecuali dua malaikat turun dan salah satunya berkata: "Ya Alloh berilah orang yang berinfaq gantinya", Yang satunya berkata pula: Ya Alloh berilah orang yang bakhil gantinya dengan hilang apa yang ada padanya.
10.Alloh menyuburkan sedekah
Berdasarkan firmanNya yang berbunyi:

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. (QS.al-Baqoroh: 276).
Rasulullah bersabda:
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلٍ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبِ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرْبِيْهَا لِصَاحِبِهَا كَمَا يُرْبِيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ
Barangsiapa yang sedekah dengan setengah butir kurma dari hasil yang baik, dan Alloh tidak menerima kecuali dari yang baik, maka Alloh akan menerima dengan tangan kananNya. Kemudian Alloh menyuburkan sedekah tersebut bagi pemiliknya, sebagaimana salah seorang diantara kalian menyuburkan ternaknya hingga banyak sebesar gunung.
11.Orang yang beruntung
Orang yang dermawan dengan sedekah dan terjaga dari sifat kikir adalah orang yang beruntung. Alloh berfirman:

Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS.al-Hasyr: 9).
12.Meraih kebahagian dan wajah yang berseri-seri
Alloh berfirman:

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Alloh memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. (QS.al-Insan: 8-11)
13.Mendapat kemudahan
Alloh berfirman:

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), . Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. (QS.al-Lail: 5-7).
Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: "Sesungguhnya pada sedekah terdapat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam menolak berbagai musibah, sekalipun sedekah itu dari orang yang fajir dan zholim. Sesungguhnya Alloh akan menolak berbagai musibah karena sebab sedekah, dan perkara ini sudah maklum pada kebanyakan manusia, bahkan boleh dikata bahwa penduduk bumi mengakui hal itu, karena mereka sudah membuktikannya".
14.Sedekah dan permisalan yang baik
Alloh berfirman:

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. (QS.al-Baqoroh: 265).

AS-SUNNAH
1.Bukti keimanan
Rasulullah bersabda:
وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti.
Yaitu bukti akan kebenaran imannya, menunjukkan bagusnya jiwa dan tanda bahwa dalam hatinya terdapat kelezatan iman. Hal itu karena harta disenangi oleh jiwa, pelit untuk dikeluarkan, apabila jiwa sudah berkenan untuk mensedekahkannya karena Alloh, maka hal itu bukti akan kebenaran imannya kepada Alloh.
2.Mendapat naungan Alloh
Rasulullah menyebutkan tujuh golongan yang mendapat naungan Alloh pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya, diantaranya adalah;
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقَ يَمِيْنُهُ
Seseorang yang sedekah kemudian dia menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di sedekahkan tangan kanannya.
3.Tangan di atas lebih baik
Rasulullah bersabda:
اليَدُ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلىَ فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلىَ هِيَ السَّائِلَةُ
Tangan diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang diatas adalah yang berinfaq dan tangan dibawah adalah yang meminta.
Imam Ibnu Abdil Barr berkata: "Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk berinfak pada perkara yang baik, juga hadits ini menunjukkan keutamaan orang yang kaya yang tetap menunaikan haknya dibandingkan dengan orang yang miskin, karena umumnya yang memberi adalah orang yang mempunyai kecukupan".
4.Orang yang bersedekah bagaikan pejuang di jalan Alloh.
Rasulullah bersabda:
العَامِلُ عَلىَ الصَّدَقَةِ بِالْحَقِّ كَالْغَازِيْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلىَ بَيْتِهِ

Orang yang bersedekah dengan benar, bagaikan pejuang di jalan Alloh hingga ia kembali ke rumahnya.
5.Pahala terus mengalir sampai setelah matipun
Rasulullah bersabda:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila seorang insan meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Imam Nawawi berkata: "Para ulama mengatakan bahwa makna hadits ini adalah amalan seorang insan terputus dengan kematiannya, terputus pahala baginya kecuali dari tiga perkara, karena tiga perkara ini merupakan sebab yang dilakukan manusia itu sendiri".
6.Sebab khusnul khatimah
Rasulullah bersabda:
مَنْ خُتِمَ لَهُ بِإِطْعَامِ مِسْكِيْنٍ مُحْتَسِبًا عَلىَ اللهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ, مَنْ خُتِمَ بِصَوْمِ يَوْمٍ مُحْتَسِبًا عَلىَ اللهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ, وَمَنْ خُتِمَ لَهُ بِقَوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحْتَسِبًا عَلىَ اللهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ.
Barangsiapa yang akhir kehidupannya ditutup dengan memberi makan orang miskin karena mengharap pahala Alloh, masuk surga. Barangsiapa akhir kehidupannya ditutup dengan puasa karena mengharap pahala Alloh masuk surga. Barangsiapa yang akhir kehidupannya ditutup denan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illa Alloh karena mengharap pahala Alloh masuk surga.
7.Sedekah tidak mengurangi harta
Rasulullah bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
Tidaklah sedekah mengurangi harta, dan tidaklah Alloh menambahi seorang hamba rasa maaf kecuali bertambah mulia, dan tidaklah seorang hamba rendah hati karena Alloh kecuali Alloh akan angkat derajatnya.


8.Diberi kemudahan pada hari kiamat
Rasulullah bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلىَ مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada seorang muslim dari kesulitannya di dunia, maka Alloh akan mudahkan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan, maka Alloh akan mudahkan baginya di dunia dan akherat.
9.Dilipat gandakan 700 kali lipat
Abu Mas'ud berkata: Ada seseorang yang membawa seekor unta yang terikat ke hadapan rasulullah seraya berkata: "Unta ini saya sedekahkan di jalan Alloh". Mendengar hal itu Rasulullah bersabda:
لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُوْمَةٌ
Balasan bagimu nanti di hari kiamat tujuh ratus unta yang seluruhnya terikat.
10.Sebab lancarnya rizki dan pertolongan
Rasulullah bersabda:
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki melainkan karena sebab orang-orang lemah diantara kalian??.
Ibnu Bathol mengatakan: "Makna hadits ini adalah bahwa orang-orang yang lemah mereka sangat ikhlas di dalam berdoa, sangat khusyu' dalam ibadah, karena bersihnya hati mereka dari keterikatan perhiasan dunia".

ANCAMAN BAGI YANG MENIMBUN HARTA

Saudaraku seiman.., ketahuilah bahwa harta yang kita miliki hanyalah titipan Alloh yang Dia akan meminta pertanggungan jawabnya terhadap kita semua di hari kiamat kelak. Rasulullah mengatakan:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْئَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat hingga ditanya lima perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa digunakan, hartanya dari mana didapat dan kemana disalurkan, serta ilmunya apa yang ia perbuat.
Sudahkah kita merenungi dan bertanya pada diri kita masing-masing tentang harta kita, dari mana didapat dan kemana disalurkan??, apakah kita mendapatkannya dari cara yang halal ataukah yang haram?? Lantas kemanakah harta kita disalurkan, apakah untuk ketaatan ataukah hanya sekedar untuk foya-foya??
Saudaraku…
Ketahuilah bahwa harta merupakan sebab untuk menghantarkan ke surga atau bisa juga ke neraka. Apabila seseorang menggunakan hartanya untuk ketaatan kepada Alloh, menyalurkannya ke jalan kebaikan, maka surga sudah menanti sebagai balasannya. Akan tetapi sebaliknya, apabila harta ini digunakan untuk bermaksiat kepada Alloh, hanya sebagai pelepas nafsu setan dan lupa akan ketaatan maka pastilah harta itu akan membinasakannya ke jurang neraka!! -Kita berlindung dari hal yang demikian-.
Renungilah nash-nash berikut ini yang memberikan ancaman yang sangat keras bagi orang yang mempunyai harta tetapi tidak menunaikan hak yang semestinya.
Alloh berfirman:

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (QS.at-Taubah: 34-35)
Alloh juga berfirman

Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (QS.al-Anfaal: 36).
Rasulullah bersabda:
Tidaklah seseorang meninggal dunia kemudian dia meninggalkan kambing, onta atau sapi yang dia tidak menunaikan zakatnya kecuali hewan tersebut akan datang pada hari kiamat dalam keadaan yang lebih besar, hingga hewan itu menginjaknya dan menusuk dengan tanduknya hingga Alloh memutuskan perkaranya diantara manusia.
Dari Abu Hurairah bahwasanya rasulullah bersabda:
Tidaklah orang yang mempunyai emas dan perak kemudian dia tidak menunaikan zakatnya kecuali pada hari kiamat akan dijadikan lempengan dari api kemudian di panaskan di neraka Jahannam. Lalu akan disetrikakan pada samping tubuhnya dan keningnya, acapkali sudah mengering, maka akan diulang kembali, pada hari yang mana satu hari sama dengan lima puluh ribu tahun, dia akan melihat jalannya, mungkin ke surga atau ke neraka.
Dari Abu Hurairah pula bahwasanya rasulullah bersabda:
Barangsiapa yang Alloh berikan harta dan dia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya itu akan dirubah bagaikan ular botak yang mempunyai dua taring atau titik hitam yang siap mematuknya pada hari kiamat, ular itu akan senantiasa akan mencengkramnya dengan kedua taringnya sambil berkata: Aku adalah hartamu, aku adalah harta simpananmu.

ADAB BERSEDEKAH

Ketahuilah bahwa infak mencakup seluruh sedekah, baik yang wajib seperti zakat maupun yang sunnah. Ada beberapa adab yang perlu diperhatikan bagi orang yang akan bersedekah;
Pertama: Luruskan niat
Hendaklah orang yang bersedekah untuk meluruskan niatnya. Hendaklah yang ia cari hanya wajah Alloh semata, bukan karena riya atau ingin dipuji manusia dengan dikatakan dermawan. Orang yang bersedekah yang niatnya hanya ingin dikatakan dermawan, maka dia akan menuai hasilnya dengan masuk neraka. Suatu hari rasulullah menceritakan tiga orang yang telah diberi nikmat oleh Alloh akan tetapi malah membawa petaka dengan masuk ke dalam neraka, salah satunya adalah orang yang berinfak, rasulullah bersabda;
Ada seseorang yang Alloh beri keluasan harta, kemudian dia mengakui nikmat tersebut pada hari kiamat. Dia ditanya: "Lantas apa yang engkau kerjakan dengan nikmat tersebut?" Dia menjawab: "Aku salurkan ke jalan yang engkau cintai. Tidak ada satupun jalan yang engkau cintai kecuali aku berinfak di dalamnya". Alloh berkata: "Engkau dusta!!. Akan tetapi engkau melakukan hal itu semua karena ingin dikatakan dermawan, dan engkau telah mendapatkannya!. Akhirnya orang tersebut ditarik wajahnya dan dicampakkan ke dalam neraka".
Kedua: Dari harta yang halal
Dari Ibnu Umar bahwasanya rasulullah bersabda:
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طَهُوْرٍ وَلاَ صَدَقَةٌ مِنْ غُلُوْلٍ
Tidak akan diterima shalat tanpa thoharoh, dan tidak akan diterima pula sedekah dari harta ghulul .
Rasulullah juga bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Alloh itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari yang baik-baik.
Imam Nawawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk sedekah dari harta yang halal, dan larangan untuk sedekah dari selain harta yang halal".
Ketiga: Sedekah dengan harta yang paling dicintai.
Alloh berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS.al-Baqoroh: 267).
Anas mengatakan: "Adalah Abu Tholhah orang anshor madinah yang paling banyak hartanya berupa kebun-kebun kurma. Dan harta yang paling dia cintai adalah kebun di Bairuhaa-daerah madinah-. Tatkala dia di dalam masjid, turun ayat kepada rasulullah yang berbunyi:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS.Ali Imron: 92).
Abu Tholhah berkata: Wahai rasulullah, Alloh telah berfirman Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma yang berada di Bairuhaa, dan kebun itu sekarang aku sedekahkan karena Alloh, aku mengharap kebaikan dan tabungan pahalanya di sisi Alloh. Rasulullah berkata: "Duhai, itu adalah harta yang menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan, dan aku memandang agar harta itu di sedekahkan kepada keluarga terdekatmu dahulu". Abu Tholhah berkata: "Baik, saya akan kerjakan wahai rasulullah". Maka Abu Tholhah membagikannya kepada sanak kerabat dan keluarga paman-pamannya.
Keempat: Mendahulukan kerabat terdekat
Termasuk adab bagi orang yang bersedekah, hendaklah dia mendahulukan sedekahnya untuk diberikan kepada saudara kerabat terdekat yang membutuhkan. Sebagaimana perintah rasulullah kepada Abu Tholhah dalam hadits diatas. Juga Rasulullah bersabda:
إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلىَ الْمِسْكِيْنَ صَدَقَةٌ وَعَلىَ ذِيْ الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
Sedekah kepada orang miskin mendapat satu sedekah, dan sedekah kepada saudara kerabat mendapat dua pahala; pahala sedekah dan pahala menyambung tali silaturrahim.
Kelima: Jangan sembarangan memberi orang sedekah
Hendaknya orang yang memberi sedekah untuk mengutamakan orang-orang yang membutuhkan dan dia menjalankan ketaatan kepada Alloh. Jangan sampai salah memberi sedekah kepada orang yang tidak berhak hingga malah membatunya untuk berbuat maksiat kepada Alloh. Perhatikanlah hal ini wahai saudaraku.
Keenam: Menyembunyikan sedekah
Sebisa mungkin hendaknya bagi orang yang sedekah untuk menyembunyikan sedekahnya, kecuali apabila menampakkan sedekah membawa mashlahat yang kuat. Alloh berfirman:

Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya, dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.al-Baqoroh: 271).
Rasulullah menyebutkan tujuh golongan yang mendapat naungan Alloh pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya, diantaranya adalah;
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقَ يَمِيْنُهُ
Seseorang yang sedekah kemudian dia menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di sedekahkan tangan kanannya.
Ketujuh: Keluarkan sedekah walaupun sedikit.
Sedekah walaupun sedikit bernilai besar di sisi Alloh. Berilah orang yang meminta walaupun hanya sedikit. Jabir bin Abdillah berkata: "Tidak pernah rasulullah diminta sesuatu kemudian dia berkata: Tidak".
Rasulullah bersabda:
اِتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan setengah butir kurma. Apabila tidak mendapatinya, maka ucapkanlah kalimat yang baik.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: "Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk sedekah dan menerima sedekah walaupun itu hanya sedikit. Dan terdapat isyarat untuk tidak meremehkan sesuatu yang sedikit dari sedekah dan lainnya".
Ada seseorang yang datang meminta sesuatu kepada Aisyah Ummul mukminin dan disisi Aisyah ada beberapa wanita. Aisyah memerintahkan agar orang yang meminta itu diberi sebutir anggur. Para wanitapun terheran-heran, akhirnya Aisyah berkata: Sebutir anggur itu merupakan benih yang banyak, seraya menyitir firman Alloh;

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (QS.Zalzalah: 7).
Kedelapan: Tunaikan zakat yang wajib
Tidak boleh mengakhirkan zakat harta apabila telah mencapai nisob dan terpenuhi satu haul. Karena zakat itu adalah hak fakir, jangan diakhirkan.
Kesembilan: Lembut kepada fakir-miskin dan jangan diungkit-ungkit
Alloh berfirman:

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.al-Baqoroh: 262).
Imam Qurthubi mengatakan: "Orang-orang yang menyebut-nyebut pemberiannya biasanya dari orang yang pelit. Orang yang yang pelit selalu merasa besar dengan apa yang diberikan sekalipun sedikit!?".
Kesepuluh: Jangan rakus dengan harta dan dunia yang fana
Dunia adalah tempat singgah sementara seorang insan, bukan tempat akhir kehidupannya. Kehidupan yang abadi adalah di alam akherat, maka tidak pantas bagi manusia untuk menimbun harta tanpa menunaikan hak harta tersebut. Jangan kita menjadi orang yang rakus harta hingga lupa akherat. Dari Abu Hurairah bahwasanya rasulullah bersabda:
قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌ عَلىَ حُبِّ اثْنَتَيْنِ طُوْلِ الْحَيَاةِ وَحُبِّ الْمَالِ
Hati seorang yang tua akan tetap muda untuk mencintai dua perkara: hidup lama dan cinta harta.
Rasulullah juga bersabda:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى وَادِيًا ثَالِثًا, وَلاَ يَمْلأُ جَوْفُ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابَ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلىَ مَنْ تَابَ
Andaikan Ibnu Adam mempunyai dua telaga berisi harta, niscaya dia akan menuntut telaga yang ketiga. Dan tidaklah lambung Ibnu Adam itu terpenuhi kecuali oleh tanah. Dan Alloh menerima taubat orang yang bertaubat kepadanya.
Syaikh Ibnu Baz ketika menjelaskan hadits-hadits diatas beliau berkata: "Maksud dari ini semua adalah peringatan akan bahayanya menyibukkan diri dengan harta dan terfitnah dengannya. Hendaknya seorang muslim menguatkan tekad dan keinginannya untuk beramal menuju kampung akherat. Jangan tersibukkan dengan dunia dan segala perhiasannya, karena dia tidak diciptakan untuk tujuan dunia, akan tetapi diciptakan untuk beramal menuju akherat, maka tidak pantas untuk menyibukkan diri dengan sesuatu yang dia tidak diciptakan untuk hal itu".

KAPAN WAKTUNYA?

Waktu yang paling utama untuk sedekah adalah ketika kita sehat dan senang terhadap harta. Berdasarkan hadits:
جَاءَ رَجَلٌ إِلىَ النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا ؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيْحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى اْلفَقْرَ وَتَأْمَلُ الغِنَى وَلاَ تُمَهِّلْ حَتىَّ إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُوْمُ قَلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
Ada seseorang yang datang menemui nabi dan berkata: Wahai rasulullah, sedekah apa yang paling besar pahalanya?" Rasulullah menjawab: "Engkau bersedekah, sedangkan engkau dalam keadaan sehat dan bakhil, takut miskin dan berharap kaya. Jangan engkau menunda sedekah, hingga maut telah sampai tenggorokan baru engkau berkata: Untuk si fulan sekian, si fulan sekian, padahal hartamu sudah milik orang lain (yaitu ahli warisnya).

PINTU-PINTU KEBAIKAN

Pintu-pintu kebaikan untuk sedekah sangat banyak sekali, tidak terbatas. Disini kami hanya akan menyebutkan sebagian ruang dan pintu kebaikan yang kita dapat sedekah di dalamnya. Diantaranya adalah;
1.Membuka pengairan air atau membangun sumur di tempat yang tidak masuk air.
Sa'ad bin Ubadah berkata: Wahai rasulullah, ibuku telah meninggal, apakah boleh aku bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab: Ya, silakan. Aku bertanya kembali: Sedekah apa yang paling afdhol? Rasulullah menjawab: Memberi minum (pengadaan air).
2.Memberi makan
Alloh berfirman:

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (QS.al-Insaan: 8-9).
Rasulullah bersabda:
فَكُّوْا العَانِيْ يَعْنِيْ الأَسِيْرَ وَأَطْعِمُوْا الْجَائِعَ وَعُوْدُوْا الْمَرِيْضَ
Bebaskan tawanan, berilah makan orang yang kelaparan dan jenguklah orang sakit.
3.Memberikan pinjaman
Dari Abdullah bin Mas'ud bahwasanya rasulullah bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُقْرِضُ مُسْلِمًا قَرْضًا مَرَّتَيْنِ إِلاَّ كَانَ كَصَدَقَتِهَا مَرَّةً
Tidaklah seorang muslim memberikan pinjaman kepada saudaranya muslim sebanyak dua kali kecuali seperti bersedekah dengan hartanya sebayak satu kali.
4.Wakaf
Wakaf termasuk sedekah jariah yang pahalanya akan terus mengalir sampai setelah meninggal. Berdasarkan hadits:
إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila seorang insan meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya.
5.Menyantuni anak yatim
Keutamaan mengurusi dan menyantuni anak yatim sebagaimana dikatakan rasulullah adalah:
أَناَ وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِيْ الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالوُسْطَى
Orang yang mengurusi anak yatim, dia dan aku seperti ini di surga. Beliau sambil menggandengkan jari telunjuk dan tengahnya.
6.Membantu tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dari rumah kita. Maka sudah sepantasnya untuk membantu tetangga yang sedang dalam kesulitan dan memperhatikan kondisi mereka. Aisyah berkata: Aku mendengar rasulullah bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Jibril selalu berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, hingga aku berprasangka bahwa dia akan menjadi ahli warisku.
7.Membangun masjid
Orang yang membangun masjid karena Alloh, maka Alloh akan bangunkan sebuah rumah di surga. Rasulullah bersabda:
مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِدًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الْجَنَّةِ
Barangsiapa yang membangun masjid karena Alloh, Alloh akan bangunkan baginya sebuah rumah di surga.
8.Membantu para penuntut ilmu
Para penuntut ilmu agama adalah generasi penerus tongkat perjuangan para ulama dalam menegakkan agama ini, mereka menyinari dan memberi petunjuk segenap manusia menuju jalan yang benar. Membantu mereka sama seperti mempersiapkan pasukan perang untuk berjuang di jalan Alloh. Rasulullah mengatakan:
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا, وَمَنْ خَلَفَهُ فِيْ أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
Barangsiapa yang mempersiapkan pejuang di jalan Alloh sungguh dia ibaratnya telah ikut berperang. Barangsiapa yang mengurusi keluarga yang ditinggalkan dengan baik, sungguh dia telah ikut berperang.
9.Membagikan kitab al-Quran dan buku yang bermanfaat
al-Qur'an adalah kitab pedoman kaum muslimin, barangsiapa yang membaca dan berpegang teguh dengan isi kandungannya dia akan mendapat petunjuk dan selamat. Membagikan kitab al-Qur'an dan buku-buku bermanfaat merupakan bagian dari dakwah dan menunjuki manusia ke jalan yang benar, pahalanya sangat besar bagi yang sedekah dalam perkara ini. Rasulullah bersabda:
مَنْ دَعَا إِلىَ هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنِ اتَّبَعَهُ إِلىَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa yang mengajak ke jalan petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Tidak dikurangi sedikitpun dari pahala mereka.
10.Membantu pembangunan sekolah islami
Sekolah yang berbasis islam dan berasaskan al-Qur'an dan sunnah merupakan tempat pendidikan yang sangat bermanfaat. Dari tempat ini akan tercetak generasi-generasi qur'ani yang siap menegakkan dan membela agama. Membantu pembangunan sekolah islami atau pondok pesantren yang salafi adalah sebuah kebaikan, pahalanya sangat besar, karena berarti kita telah ikut andil dalam mempersiapkan generasi ummat yang baik di masa datang.

JANGAN BERSEDIH

Sebagian sahabat mengira bahwa sedekah itu hanya berupa harta, mendengar hal tersebut, maka nabi menjelaskan bahwa sedekah tidak hanya dengan harta semata. Dzikir dan seluruh perbuatan baikpun termasuk sedekah. Sebagaimana diriwayatkan dalam shahih muslim, dari Abu Dzar al-Ghifari bahwa sebagian sahabat nabi berkata: Wahai Rasulullah, orang-orang yang kaya telah mengungguli kami dengan membawa banyak pahala, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan harta-harta mereka. Maka nabi bersabda: "Bukankah Alloh telah menjadikan untuk kalian pintu kebaikan untuk sedekah?, sesungguhnya setiap tashbih itu sedekah, setiap takbir itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, memerintahkan yang baikpun sedekah, melarang dari yang mungkarpun sedekah dan mengumpuli isteri kalian juga termasuk sedekah.
Berdasarkan hadits ini, maka janganlah bersedih wahai saudaraku yang tidak mempunyai kelebihan harta untuk sedekah, masih banyak pintu-pintu kebaikan yang senilai dengan sedekah yang dapat kita kerjakan.
Al-Hafizh Ibnu Rajab mengatakan: "Sedekah dengan selain harta ada dua macam:
Pertama: Segala sesuatu yang ada di dalamnya manfaat kebaikan untuk orang lain, maka hal itu sama dengan sedekah kepada mereka. Bahkan bisa jadi lebih afdhol dari sedekah dengan harta. Misalnya memerintahkan yang baik dan mencegah dari kemungkaran, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan al-Qur'an kepada yang belum bisa, menghilangkan gangguan dari jalan, mendoakan kaum muslimin dan memintakan ampun bagi mereka.
Kedua: Segala sesuatu yang manfaatnya hanya terbatas bagi pelakunya sendiri. Seperti macam-macam dzikir berupa takbir, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, berjalan menuju masjid, semuanya adalah sedekah.

SEDEKAH UNTUK ORANG TUA YANG TELAH MENINGGAL??

Apa yang dikerjakan seorang anak soleh berupa amalan-amalan kebaikan, maka kedua orang tuanya mendapat pahala seperti yang dikerjakan anaknya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala anak tersebut. Karena seorang anak adalah hasil usaha kedua orang tuanya. Alloh berfirman:

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS.an-Najm: 39).
Rasulullah bersabda:
إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ
Sesungguhnya yang paling baik yang dimakan seseorang adalah dari hasil usahanya. Dan anaknya termasuk hasil usahanya.
Berkaitan dengan sedekah, maka sangat banyak sekali nash-nash yang menunjukkan bahwa sedekah seorang anak untuk orang tuanya yang telah meninggal akan sampai padanya. Diantaranya adalah;
Aisyah berkata: Ada seseorang yang bertanya: Wahai rasulullah ibuku meninggal tiba-tiba, dan dia belum sempat berwasiat, aku menduga apabila dia sempat berwasiat niscaya akan bersedekah, apakah dia mendapat pahala apabila aku bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab: Ya. Maka diapun bersedekah untuk ibunya.
Dari Abu Hurairah bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada nabi, Sesungguhnya bapakku telah meninggal, dia meninggalkan harta dan belum sempat berwasiat, apakah bisa menghapus dosanya apabila aku bersedekah untuknya? Nabi menjawab: Ya.
Imam asy-Syaukani mengatakan: "Hadits-hadits dalam bab ini menunjukkan bahwa sedekah dari seorang anak bisa sampai kepada kedua orang tuanya yang telah meninggal walaupun mereka tidak berwasiat, pahalanya bisa sampai kepada mereka. Hadits-hadits ini mengkhususkan keumuman ayat Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Akan tetapi ini hanya sedekahnya seorang anak. Karena anak adalah hasil usaha kedua orang tua. Adapun selain anak, maka yang zhohir dari keumuman ayat pahalanya tidak akan sampai kepada si mayyit.
Syaikh al-Albani mengomentari: "Ini adalah yang benar yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiyyah, bahwa ayat tetap pada keumumannya, pahala sedekah dan selainnya akan sampai bila dari seorang anak kepada orang tuanya, karena anak hasil usaha orang tua, berbeda apabila dari selain anak".

POTRET SALAF DALAM BERSEDEKAH

Aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan rasulNya
Umar bin Khothob berkata: "Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah, kebetulan saat itu aku mempunyai harta", Aku berkata: Hari ini aku akan
mengungguli Abu Bakar, maka aku memberikan separuh hartaku. Rasulullah bertanya kepadaku: "Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" aku menjawab: separuhnya yang lain". Kemudian datang Abu Bakar dengan membawa semua harta yang dimiliki, maka rasulullah bertanya padanya: "Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Abu Bakar menjawab: Aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan rasulNya. Umar berkata: "Demi Alloh, aku tidak bisa mengunggulinya dengan apapun selamanya".

Satu orang membantu seluruh pasukan perang
Adalah Utsman termasuk orang yang gemar berinfak di jalan Alloh. Abdurrahman bin Khobbab berkata: "Aku melihat nabi menganjurkan kami agar bersedekah kepada bala tentara yang kesusahan. Maka bangunlah Utsman seraya berkata: "Wahai rasulullah aku sedekahkan seratus onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Alloh". Kemudian rasulullah kembali menganjurkan kami agar bersedekah kepada bala tentara yang sedang kesusahan. Maka Utsman kembali berdiri dan berkata: "Wahai rasulullah, aku sedekahkan dua ratus onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Alloh". Kemudian kembali rasulullah menganjurkan sedekah. Maka lagi-lagi Utsman yang berdiri seraya berkata: "Wahai rasulullah, aku sedekahkan tiga ratus onta lengkap dengan pelana dan tali kekangnya di jalan Alloh. Abdurrahman bin Khobbab berkata: Aku melihat rasulullah turun dari mimbar seraya berkata: "Tidak ada yang menandingi apa yang dilakukan Utsman setelah hari ini. beliau mengucapkannya berkali-kali".

Mengutamakan orang lain hingga maut menjemput
Pada perang Yarmuk ada sekelompok sahabat yang mati syahid, mereka adalah Ikrimah bin Abi Jahl, Suhail bin Amr, Harits bin Hisyam dan sekelompok jama'ah dari bani mughirah. Ketika mereka sedang sekarat kehausan, didatangkan air kepada Ikrimah, namun dia melihat Suhail melihat dirinya. Ikrimah berkata: "Dahulukan dia". Tatkala air didatangkan kepada Suhail bin Amr, dia melihat Harits bin Hisyam melihat dirinya, akhirnya Suhail berkata: "Dahulukan dia". Kemudian didatangkan air untuk Harits ternyata dia sudah meninggal terlebih dahulu. Kemudian didatangkan kembali ke Ikrimah ternyata dia sudah meninggal, kemudian didatangkan air ke Suhail tenyata dia juga sudah meninggal. Mereka meninggal semua dan belum sempat meminum airnya. Khalid bin Walid lewat dihadapan mereka seraya berkata: Demi jiwaku, kalian telah mendapatkannya.

Bersedekah walaupun dalam kesusahan
Dari Abu Hurairah bahwasanya ada seseorang yang datang bertamu kepada nabi. Kemudian rasulullah membawanya ke rumah isteri-isteri beliau. Mereka berkata: "Kami tidak mempunyai kecuali air saja". Rasulullah lantas berkata: "Siapakah diantara kalian yang siap menjamu tamu ini? Seorang laki-laki anshor berkata: "Saya siap wahai rasulullah". Dibawalah tamu tersebut kerumahnya, dan dia berkata kepada isterinya: "Muliakan tamu rasulullah ini". Isterinya menjawab: "Kita tidak punya apa-apa kecuali makanan untuk anak kita!". Dia berkata: "Sudah, siapkan saja makanannya, perbaiki lampu ruangan dan tidurkan anak kita bila mereka minta makan malam!". Isterinyapun menuruti perintah suaminya, dia berdiri seolah-olah memperbaiki lampu kemudian mematikannya. Kemudian keduanya memperilhatkan kepada tamunya seolah-olah ikut makan. Jadilah malam itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Tatkala pagi hari, laki-laki anshor tadi menemui rasulullah, maka rasulpun berkata: Alloh tertawa dan kagum atas perbuatan kalian berdua tadi malam. Maka Alloh menurunkan firmanNya yang berbunyi:

Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS.al-Hasyr: 9).

Pelacur dan seekor anjing
Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing yang sedang kehausan berkeliling di sekitar sumur, dia menjulurkan lidahnya karena sangat kehausan. Wanita itu akhirnya melepas sepatunya dan mengambil air sumur dengan sepatunya untuk diberikan kepada anjing tadi, maka Alloh mengampuni wanita tersebut karena sebab perbuatannya.

Menyembunyikan sedekah hingga meninggal dunia
Dahulu sebagian penduduk madinah mereka bisa bertahan hidup akan tetapi mereka tidak tahu dari mana sumber penghidupan mereka. Tatkala Ali bin Husain meninggal, mereka merasa kehilangan orang yang selalu datang malam hari kepada mereka. Pada diri Ali bin Husain mereka mendapati bekas memar di pundaknya karena dia selalu memikul makanan setiap malam ke rumah orang-orang miskin.

KISAH-KISAH AJAIB SEPUTAR SEDEKAH

Karamah yang nyata
Imam adz-Dzahabi berkata: "Abu Umamah pernah mengalami karamah yang sangat mengherankan yang membuat dirinya kaget. Dia bersedekah dengan tiga dinar , kemudian setelah itu menjumpai tiga ratus dinar dibawah sepedanya!!.

Lebih baik dari sepotong rotimu
Dari Ibnu Abi Hazim dari bapaknya berkata: "Sore itu Aisyah sedang puasa dan tidak ada di sisinya kecuali dua potong roti. Tak lama datang orang yang meminta-minta, maka diberikanlah sepotong roti. Kemudian datang lagi orang yang meminta-minta, maka Aisyah tetap memerintahkan pelayannya agar sisa sepotong roti itu diberikan padanya. Pelayan itu merasa keberatan untuk memberikannya. Maka Aisyah memberikannya langsung dari balik hijab. Pelayannya berkata: Coba pikirkan, nanti engkau berbuka dengan apa?. Tatkala Aisyah sedang menunggu tenggelamnya waktu sore, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Aisyah berkata: "Siapa di luar?". Dia menjawab: Utusan dari keluarga si fulan. Aisyah memerintah pelayannya, apabila yang datang seorang budak maka perkenankan dia masuk. Ternyata utusan tadi membawa seekor kambing yang sudah dipanggang lengkap dengan rotinya!. Aisyah berkata kepada pelayannya: Coba lihat, bukankah ini lebih baik dari roti yang engkau sayangkan tadi??, demi Alloh, mereka sebelumnya tidak pernah memberikan hadiah kepadaku.

Menggali sumur kemudian sembuh dari penyakitnya
Hatim bin Jarroh berkata: "Aku mendengar Ali bin Husain bin Syaqiq bahwasanya dia mendengar dari Ibnul Mubarak, ada seseorang yang datang bertanya kepada Ibnul Mubarak tentang luka nanah yang selalu keluar dari lututnya sejak tujuh tahun yang silam. Penanya itu menceritakan bahwa dia telah mengobatinya dengan berbagai pengobatan dan sudah mendatangi banyak dokter tapi belum juga sembuh. Ibnul Mubarak berkata padanya: "Pergilah dan bangunlah sebuah sumur di tempat yang membutuhkan air, saya berharap semoga di sana keluar mata air dan lukamu dapat berhenti". Si penanya tadi mematuhi perintahnya kemudian sembuh total dari penyakitnya.

9 butir telur diganti 90 dinar
Ada seorang yang fakir mengetuk pintu salah seorang ulama di waktu malam untuk meminta sesuatu. Ulama tadi bertanya kepada isterinya tentang apa yang dimiliki, Isterinya menjawab: "Kita tidak punya apa-apa kecuali 10 butir telur". Ulama tadi berkata: "Sudah kasihkan saja untuknya". Akhirnya sang isteri memberikan 9 butir telur, dia sisakan 1 butir telur untuk anak-anaknya. Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu rumah ulama tadi seraya memberikan bungkusan berisi uang 90 dinar. Ulama itu bertanya kepada isterinya: "Kamu memberikan apa kepada si fakir tadi?". Isterinya menjawab: "Hanya 9 butir telur". Ulama itu berkata: Nah, ini ada 90 dinar, satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kalinya.

Mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri
Syaikh Kholid bin Sulaiman berkata: "Ketika aku keluar dari masjid, aku melihat seorang wanita bersama anaknya yang memakai pakaian yang sudah kusut dan koyak. Aku mengasihi dan merasa iba dengan kondisinya. Tatkala aku melihat kantong bajuku, aku tidak mendapati kecuali hanya 5 real saja. Aku bimbang, apakah akan aku berikan kepadanya ataukah untuk anak-anakku, karena aku tidak mempunyai uang kecuali hanya 5 real saja. Akhirnya aku membulatkan tekad, dan aku putuskan untuk memberikannya kepada wanita dan anak fakir tadi. Sesampainya di rumah, ibuku menyambutku seraya berkata: "Ambil amplop ini dari si fulan". Ketika aku membukanya, ternyata isinya uang sejumlah 500 real. Segala puji bagi Alloh atas segala karuniaNya.

SEBUAH RENUNGAN BAGI KITA BERSAMA

Sebelum kami akhiri risalah ini, ingin rasanya kami melontarkan sebuah pertanyaan yang hendaknya kita merenungi dan menjawabnya dalam diri kita masing-masing, Termasuk jenis apakah harta yang kita miliki??, apakah harta yang kita miliki dari yang halal dan keluar untuk yang baik? Ataukah harta yang kita miliki adalah harta yang haram dan disalurkan kepada yang haram pula? Jawabannya pada diri kita masing-masing.
Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: Harta itu ada empat macam:
Pertama: Harta yang diraih dengan cara ketaatan kepada Alloh dan dikeluarkan pada hak Alloh, maka itu adalah sebaik-baiknya harta.
Kedua: Harta yang diraih dengan cara maksiat kepada Alloh dan dikeluarkan untuk maksiat juga kepada Alloh, maka itu adalah sejelek-jeleknya harta.
Ketiga: Harta yang didapat dengan cara menyakiti orang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti orang muslim pula, maka ini harta yang jelek pula.
Keempat: Harta yang didapat dengan cara yang boleh dan sah dan dikeluarkan untuk keinginan jiwa yang boleh, maka ini adalah harta yang tidak dapat pahala dan tidak dapat dosa.

PENUTUP

Ketahuilah wahai saudaraku seiman, kehidupan dunia hanyalah sementara. Ibarat seorang pengembara yang berjalan dan singgah di suatu tempat, niscaya dia akan kembali ke tempat asalnya. Seluruh perhiasan dunia dan kelezatannya adalah amanah Alloh yang harus ditunaikan dengan baik. Digunakan untuk ketaatan, bukan kemaksiatan. Berbekal dengan amalan solih dan kebajikan di dunia ini adalah sebuah kemestian, sebagai persiapan sebelum datang hari yang tiada guna lagi penyesalan. Harta yang kita miliki hanyalah pinjaman dari Alloh, seorang insan akan ditanya kelak pada hari kiamat akan hartanya.
Imam Ibnul Qoyyim mengatakan: "Adapun kenikmatan yang terpisah, seperti pakaian, kendaraan, rumah, pangkat, harta, pada hakekatnya adalah sebuah pinjaman yang dipinjamkan sementara, yang akan kembali kepada orang yang meminjamkannya. Maka dia akan merasa sedih dan tersiksa apabila pinjaman ini kembali kepada tuannya, apalagi jika kenikmatan ini adalah tujuan puncak hidupnya. Renungilah hal ini wahai orang yang mendambakan kebahagiaan jiwa, kebanyakan manusia, mereka berusaha untuk menggapai kebahagian dan kenikmatan dengan sesuatu yang mereka kira mendatangkan kebahagiaan, padahal hakekatnya malah mendatangkan kerugian dan penyesalan!!.
Rasulullah memberikan gambaran tentang dunia dan pelakunya dalam empat golongan. Beliau bersabda: Hanyalah dunia itu untuk empat golongan; Pertama: Seorang hamba yang Alloh anugerahkan harta dan ilmu, dia menjadi bertakwa kepada Rabbnya, menyambung tali silaturrahim, menyadari bahwa Alloh punya hak, maka dia adalah orang yang paling tinggi kedudukannya. Kedua: Seorang hamba yang Alloh berikan ilmu tidak diberikan harta, dia mempunyai niat yang baik dan berkata: Andaikan aku punya harta, niscaya akan aku kerjakan amalan seperti si fulan, maka ini tergantung niatnya, pahala keduanya sama. Ketiga: Seorang hamba yang Alloh berikan harta, tidak diberikan ilmu, maka dia akan menggunakan hartanya tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Rabbnya, tidak menyambung tali silaturrahim, tidak mengetahui bahwa Alloh punya hak, maka dia orang yang paling jelek kedudukannya. Keempat: Seorang hamba yang tidak Alloh berikan harta juga tidak diberikan ilmu, dia berkata: Andaikan aku punya harta, akan aku kerjakan seperti si fulan, maka dia tergantung niatnya, dosa keduanya sama.

Kita berlindung kepada Alloh dari fitnah dan jeleknya harta, kita berlindung agar dunia dan harta bukan tujuan terbesar kita. Kita memohon kepada Dzat yang Maha Agung agar memberikan keberkahan terhadap harta yang kita miliki, menjadikannya sumber kebaikan bukan kebinasaan. Sesungguhnya Dia Maha Mengabulkan permohonan para hambanya.
Inilah akhir yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin dan saudara-saudaraku di manapun berada. Semoga usaha sederhana ini ikhlas karena Alloh semata, ditulis sebagai amalan solih yang dapat memberatkan timbangan penulis di akherat kelak.
Kami sampaikan Jazakumulloh Khoiron bagi semua pihak yang ikut andil dalam penerbitan dan penyebaran buku ini. Apabila ada kesalahan, maka jangan ragu dan sungkan untuk memberikan masukannya kepada penulis, karena kami menyadari masih fakir dalam ilmu. Alloh A'lam.

0 komentar: